tag:blogger.com,1999:blog-78741661651127034562024-03-13T14:12:01.207-07:00Nova oktavia SundariAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-88565352645951147412013-03-19T20:08:00.001-07:002013-03-19T20:08:51.750-07:00Cara Menyelesaikan Rubik Untuk PemulaCara Menyelesaikan Rubik Untuk Pemula
Rubik… Siapa sih yang tak kenal dengan permainan asah otak satu ini? Pasti kamu-kamu pernah memainkannya kan? Rubik’s Cube atau bahasa Indonesianya disebut dengan Kubus Rubik atau cukup dengan Rubik saja, adalah permainan puzzle terlaris dalam sejarah. Sampai detik ini lebih dari 200 juta mainan rubik yang terjual di seluruh dunia… Itu baru jumlah puzzle rubik yang original alias berlisensi resmi, belum termasuk jumlah puzzle bajakannya:)
Puzzle mekanis ini diciptakan oleh seorang professor arsitektur asal negara Hungaria yang bernama Erno Rubik pada tahun 1974. Awalnya permainan ini dinamakan “Magic Cube” oleh penciptanya, tetapi kemudian pada tahun 1980 diubah namanya menjadi “Rubik’s Cube”
Banyak orang berasumsi bahwa permainan rubik ini hanya dapat diselesaikan oleh orang jenius saja… padahal kenyataannya tidaklah demikian. Puzzle rubik, sama seperti jenis-jenis puzzle lain (misalnya Sudoku), tentunya dapat diselesaikan oleh siapa saja… dengan catatan, menggunakan cara sistematis/metode tertentu. Ibarat kata, banyak jalan menuju ke Roma…tetapi jika kamu tidak punya peta/pegangan, siapa bisa jamin kamu bakal bisa sampai di tujuan??
Balik ke masalah metode tadi, ada beberapa metode menyelesaikan rubik yang telah dikembangkan di antaranya: Metode Lars Petrus, Roux, Guimond, Fridrich/CFOP, dan beberapa metode lain. Di antara metode-metode tersebut, yang paling terkenal dan paling banyak dipakai adalah metode yang dikembangkan oleh Jessica Fridrich yaitu CFOP, singkatan dari Cross+First Two Layers+Orient Last Layer+Permute Last Layer. Metode Fridrich ini banyak disukai karena mudah untuk dipelajari oleh pemula, walaupun jumlah rumus rubik (kita sebut ALGORITMA) lumayan banyak.
Untuk pemula, keempat langkah CFOP disederhanakan menjadi 7 langkah yaitu seperti diuraikan di bawah ini (panduan membaca notasi rubik dapat dilihat DI SINI):
1. Cross
Langkah pertama dimulai dengan membuat bentuk palang atau cross di salah satu sisi. Pilih salah satu bagian tengah (center) yang mau kamu jadikan dasar untuk cross misalkan center berwarna putih. Kemudian cari empat edge (piece rusuk yang hanya punya 2 stiker warna) yang memiliki warna putih dan letakkan pada posisinya (mengelilingi center putih) sehingga membentuk cross pada sisi putih. Perlu diketahui bahwa center pada rubik tidak pernah berubah posisi dan warna center adalah warna akhir dari suatu sisi, maka di keempat sisi samping dari cross putih harus memiliki warna yang terhubung kepada warna center di sebelahnya (lihat gambar).
Satu tip buat kamu: selalu pegang rubik dengan sisi yang ada cross-nya hanya menghadap ke satu arah (misalnya ke atas atau ke bawah). Jangan terlalu sering memutar-mutar rubik. Cara ini akan memudahkan kamu menemukan di mana crossnya berada. Kalau tidak, tentunya akan menyulitkan kamu dalam menyelesaikan cube, karena posisi hadap yang berubah-ubah. Putar cube menurut salah satu sumbu, misalnya sumbu Y (Y-axis). Saya menyarankan untuk solving dengan cross di sisi bawah (D-Cross) yang ditemukan oleh Master Katsuyuki Konishi dari Jepang, dengan alasan agar nanti kamu akan mudah mempelajari metode yang lebih advanced (F2L).
Berikut ini beberapa kasus yang mungkin kamu temui saat membuat cross (menggunakan cross di sisi bawah):
Kasus 1: Edge putih ada di layer atas
Putar layer depan dua kali (F2), sehingga edge putih yang ada di atas pindah ke bawah.
R’ F R
Kasus 2: Edge putih ada di layer tengah
(R U R’) F2
Kasus 3: Edge putih ada di layer bawah, tetapi bukan pada tempat yang benar
Bawa edge ke layer atas dengan putaran 180 derajat (R2 atau F2), lalu pertemukan dengan warna yang benar kemudian putar menuju center putihnya. Misalkan edge warna merah-putih di RD, bawa ke layer atas dengan R2, pertemukan warna merah pada edge dengan center merah, lalu putar F2 untuk menempatkan edge merah-putih pada posisinya yang benar di FD.
2. Menyelesaikan Layer Pertama
Setelah kamu berhasil membentuk cross di sisi bawah, berikutnya adalah menyelesaikan keseluruhan lapis pertama seperti gambar di samping. Tetap letakkan cross di sisi bawah seperti pada langkah pertama. Carilah keempat corner (sudut, piece yang mempunyai 3 stiker) lapis pertama.
Kasus 1: Corner putih ada di layer atas
F’ U’ F
R U R’
(R U’ R’) U2 (R U R’)
Kasus 2: Corner putih ada di layer bawah
R U R’ U’ untuk membawa corner ke layer atas, kemudian selesaikan seperti pada kasus 2.
3. Menyelesaikan Layer Kedua (Second Layer)
Setelah berhasil membuat satu layer, misi berikutnya adalah menyelesaikan layer kedua/layer tengah sehingga membentuk rubik yang dua pertiga solved seperti gambar di samping.
Untuk langkah ini, kita harus mencari edge-edge yang seharusnya berada di layer tengah dan menempatkannya ke posisinya. Untuk lebih mudahnya kita abaikan saja edge yang memiliki warna stiker sisi atas (kuning), karena edge tersebut pastinya bukan berada di layer tengah, melainkan layer ketiga.
Kasus 1: Edge layer kedua ada di layer atas
(U R U’ R’) – (d’ L’ U L)
(U’ L’ U L) – (d R U’ R’)
Kasus 2: Edge layer kedua sudah pada tempatnya, namum posisinya terbalik
Solusinya, masukkan sembarang edge dari layer atas ke layer kedua, sehingga edge yang posisinya terbalik tadi ditendang ke layer atas. Kemudian masukkan kembali ke layer kedua dengan posisi yang benar. Caranya dengan menggunakan salah satu algoritma di atas.
4. Membuat Cross di Sisi Atas
Selanjutnya kita akan membuat cross pada sisi atas seperti pada gambar di samping, yang dalam skema warna yang saya gunakan di sini adalah berwarna kuning. Total ada tiga kondisi yang ada dan dua algoritma mudah yang perlu dihapal.
Kasus 1: Dua edge yang berseberangan sudah jadi (Bentuk Garis)
(F R U) (R’ U’ F’)
Kasus 2: Dua edge yang bersebelahan sudah jadi (Bentuk Jam 9)
(F U R) (U’ R’ F’)
Kasus 3: Belum ada edge yang jadi
Lakukan algoritma Kasus 1, kemudian putar U2 (layer atas dua kali/180 derajat), lanjutkan dengan algoritma Kasus 2.
5. Orientasi Corner di Layer Atas
Perhatikan arah stiker kuning di lapis atas, lalu posisikan cube sesuai pola-pola di tabel bawah, kemudian lakukan algoritma:
R U R’ U R U2 R’
Apabila belum semua stiker terorientasi atau sisi atas belum kuning semua, cocokkan posisinya kembali dengan pola di bawah lalu lakukan lagi algoritma tadi. Mungkin kamu harus beberapa kali mengeksekusi algoritma tersebut sebelum sisi kuning terbentuk sempurna.
Kasus 1: Tidak ada stiker kuning yang menghadap atas (Bentuk Cross)
Pegang cube dengan satu stiker kuning di corner kiri-atas-depan (LFU) menghadap ke kiri.
Kasus 2: Satu stiker kuning menghadap atas (Bentuk Ikan)
Letakkan posisi stiker kuning yang sudah ter-orientasi di kiri-atas-depan
Kasus 3: Dua stiker kuning yang sudah jadi
Apabila ada dua corner yang sudah ter-orientasi, pegang cube dengan stiker kuning di atas-kiri-depan menghadap ke depan
6. Menempatkan Corner Layer Terakhir ke Posisi yang Benar (Permute Corners)
Langkah keenam ini bertujuan untuk membetulkan posisi corner pada layer ketiga yaitu warna-warna stiker pada corner telah sesuai dengan warna akhir dari rubik, seperti gambar di samping.
Urutan langkah yang harus kamu lakukan:
a. Periksalah apakah ada sepasang stiker yang sewarna pada satu sisi (pola lampu depan/headlights), seperti gambar di bawah.
Kalau ada, posisikan headlights di sisi depan (menghadap kamu) lalu lakukan algoritma di bawah ini.
x‘ (R U’ R) D2 (R’ U R) D2 R2 x
b. Bila kamu tidak menemukan pola headlights, lakukan algoritma yang sama seperti di atas dari posisi mana saja.
c. Cek apakah masih ada pola headlights, jika ada posisikan headlights di depan dan lakukan lagi algoritma tadi.
7. Menempatkan Edge Layer Terakhir ke Posisi yang Benar (Permute Edges)
Akhirnya kita sampai pada tahap terakhir… Setelah langkah keenam, akan tersisa tiga atau empat edge pada layer terakhir yang belum terselesaikan.
Jika menemukan kondisi satu edge solved dan tiga edge yang belum solved, maka perhatikan arah pertukarannya. Adapun arah pertukaran ketiga edge tersebut bisa searah jarum jam (Clock Wise) atau berlawanan dengan arah jarum jam (Counter Clock Wise). Cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut.
a. Pertukaran edge searah jarum jam (CW)
Lakukan algoritma:
F2 U L R’ F2 L’ R U F2
b. Pertukaran edge berlawanan arah jarum jam (CCW)
Lakukan algoritma:
F2 U’ L R’ F2 L’ R U’ F2
Perhatikan bahwa perbedaan kedua algoritma tersebut hanya pada notasi U dan U’, dimana untuk menukar edge searah jarum jam (kasus a) kita memutar layer U searah jarum jam juga. Demikian juga untuk sebaliknya. Notasi yang digaris-bawahi (misal L R’) berarti gerakan tersebut adalah satu kelompok, bila layer L bergerak ke bawah maka diikuti oleh R’, dan sebaliknya.
Apabila kondisi yang ditemukan adalah keempat edge belum solved, maka lakukan salah satu dari dua algoritma di atas dan kamu akan mendapatkan salah satu dari dua kondisi tersebut. Lalu lakukan sekali lagi algoritmanya.
SOLVED!!
Dengan melatih metode tujuh langkah ini dan disertai dengan latihan fingertrick, kamu bisa mencapai waktu solving di bawah satu menit. Bahkan beberapa anggota komunitas kami mampu menyelesaikan rubik menggunakan cara ini dengan waktu rata-rata di bawah 30 detik! (Tentu saja untuk menembus 20, 15, atau 10 detik memerlukan metode yang lebih advanced seperti full CFOP)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-6673493097378365732013-02-24T04:35:00.000-08:002013-02-24T04:35:23.572-08:00PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENARBahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi colonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 untuk menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
* Penggunaan Bahasa Indonesia
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Jika bahasa sudah baku atau standar, baik yang ditetapkan secara resmi lewat surat putusan pejabat pemerintah atau maklumat, maupun yang diterima berdasarkan kesepakatan umum dan yang wujudnya dapat kita saksikan pada praktik pengajaran bahasa kepada khalayak, maka dapat dengan lebih mudah dibuat pembedaan antara bahasa yang benar dengan yang tidak. Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar. Jika orang masih membedakan pendapat tentang benar tidaknya suatu bentuk bahasa, perbedaan paham itu menandakan tidak atau belum adanya bentuk baku yang mantap. Jika dipandang dari sudut itu, kita mungkin berhadapan dengan bahasa yang semua tatarannya sudah dibakukan; atau yang sebagiannya sudah baku, sedangkan bagian yang lain masih dalam proses pembakuan; ataupun yang semua bagiannya belum atau tidak akan dibakukan. Bahasa Indonesia, agaknya termasuk golongan yang kedua. Kaidah ejaan dan pembentukan istilah kita sudah distandarkan; kaidah pembentukan kata yang sudah tepat dapat dianggap baku, tetapi pelaksanaan patokan itu dalam kehidupan sehari-hari belum mantap.
Di atas sudah diuraikan bahwa orang yang berhadapan dengan sejumlah lingkungan hidup harus memilih salah satu ragam yang cocok dengan situasi itu. Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat. Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar-menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa baku seperti ini :
(1) Berapakah Ibu mau menjual bayam ini?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas akan lebih tepat jika kita memakai bahasa seperti di bawah ini :
(1) Berapa nih, Bu, bayemnya?
(2) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Sebaliknya, kita mungkin berbahasa yang baik, tetapi tidak benar. Frasa seperti “ini hari” merupakan bahasa yang baik sampai tahun 80-an di kalangan para makelar karcis bioskop, tetapi bentuk itu tidak merupakan bahasa yang benar karena letak kedua kata dalam frasa ini terbalik.
Karena itu, anjuran agar kita “berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-52129018143322607022013-02-24T03:29:00.002-08:002013-02-24T03:29:38.126-08:00PENGERTIAN FOTOGRAFI<br />Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian
fotografi adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada
film. Pendek kata, penjabaran dari fotografi itu tak lain berarti
"menulis atau melukis dengan cahaya".<br /><br />Kata Fotografi diambil dari
Yunani yaitu kata Fotos yang berarti sinar atau cahaya, dan Grafos yang
bararti gambar. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan
lukisan dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi
berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari
suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut
pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya
ini adalah kamera.<br />Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan
bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya.
Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan
menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium
pembiasan (selanjutnya disebut lensa).<br />Pada umumnya semua hasil karya
fotografi dikerjakan dengan kamera, dan kebanyakan kamera memiliki cara
kerja yang sama dengan cara kerja mata manusia. Seperti halnya mata,
kamera memiliki lensa, dan mengambil pantulan cahaya terhadap suatu
objek dan menjadi sebuah image. Tetapi, sebuah kamera dapat merekam
sebuah image kedalam sebuah film dan hasilny tidak hanya bisa dibuat
permanen tetapi dapat pula diperbanyak, dan diperlihatkan kepada orang
lain. Sedangkan mata, hanya dapat merekam image kedalam memori otak dan
tidak bisa dilihat secara langsung kepada orang lain.<br /><br />JENIS-JENIS KAMERA BERDASARKAN SISTEM KERJANYA<br />Kamera Analog<br /><br />Adalah
salah satu kategori kamera yangdalam tehnik pengambilan gambarnya,
masih menggunakan film seluloid. Film seluloid ini mempunyai tiga buah
elemen dasar, yaitu elemen optikal yang berupa berbagai macam lensa,
elemen kimia berupafilm seluloid itu sendiri, serta elemen mekanik yang
berupa badan dari kamera itu sendiri. Selain itu, kamera analog
membutuhkan bukaan diafragma 1/f detik, sehingga cahaya yang ditangkap,
bisa diterimaoleh film tersebut menjadisebuah gambar.<br /><br />Di dalam
kehidupan masyarakat, kamera analog ini biasanya lebih akrab dengan
sebutan kamera film. Hal ini disebabkan karena penggunaan film pada
kamera tersebut, sebagai media perekam atau penyimpanannya. Film
tersebut juga biasa dikenal dengan sebutan klise atau negatif.<br /><br />Kamera Digital<br /><br />Kamera
digital merupakan jenis kamera, yang proses pengambilan gambarnya
dilakukan secara digital, dengan media perekam/penyimpanan berupa memory
(flash). Untuk beberapa jenis kamera digital, ada pula yang dapat
digunakan untuk merekam suara.<br /><br />Pada kamera digital ini,
penggunaan eleman kimia telah digantikan dengan elemen chips. Elemen
chips tersebut dapat berupa CMOS (Complementary Metal Oxide
Semiconductor), atau dapat juga berupa CCD (Charge Couple Device). CCD
maupun CMOS inilah, yang akan mengatur kepekaan pencahayaannya. CCD
maupun CEMOS juga telah menjadi "film digital", pada kamera-kamera
moderen yang beredar saat ini.<br /><br />Meskipun sensor chip CEMOS maupun
CCD mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk mengonversi cahaya menjadi
elektron-elektron sehingga mnejadi gambar-gambar digital, namun diantara
keduanya memiliki beberapa perbedaan, yaitu:<br /><br />· Tingkat kepekaan CEMOS lebih rendah, karena terdapat beberapa transistor yang saling berdekatan pada setiap pixel.<br /><br />·
Sensor CCD dapat menghasilkan gambar yang berkwalitas tinggi, dengan
noise yang rendah (low-noise). Sedangkan sensor CEMOS memiliki lebih
besar kemungkinan untuk noise.<br /><br />· Sensor CEMOS, umumnya menggunakan baterai atausumber daya listrik yang lebih kecil/sedikit.<br /><br />· Sensor CCD menggunakan listrik yang lebih besar, kurang lebih seratus kali lebih besar daripada sensor CEMOS.<br /><br />·
Sensor CCD telah diproduksi masal dalam jangka waktu yang lama,
sehingga lebih matang. Kwalitasnya lebih tinggi dan lebih banyak
pixelnya.<br /><br />· Chip CEMOS dapat diproduksi secara mikroprosesor yang umum, sehingga lebih murah jika dibandingkan dengan sensor CCD.<br /><br />Pengkategorian Kamera Digital<br /><br />Kamera
digital ini kemudian dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa
kategori, yaitu Video Cameras, Live-preview Digital Cameras, Compact
Digital Cameras, Digital Single Lens Reflex Cameras, Digital
Rangefinders, Profesional Modular Digital Camera System, dan Line-scan
Camera System.<br />1) Video Cameras<br /><br />Video camera merupakan sejenis kamera yang dapat merekam bayangan bergerak.<br /><br />Professional
Video Camera adalah Video camera yang memiliki sensor bayangan yang
beragam, yang dapat meningkatkan resolusi dan tingkatan warnanya. Jenis
kamera digital ini, biasanya dapat ditemukan pada studio-studio
televisi.<br /><br />Camcorder, merupakan perlengkapan elektronik yang mudah
dibawa, yang berfungsi untuk merekam bayangan bergerak dan suara, pada
media penyimpanan internal. Unutk membantu pengoperasiannya, maka
camcorder ini dilengkapi dengan kamera video (video camera), dan
biasanya disertai dengan perekam kaset video.<br /><br />Webcams, adalah
kamera digital (biasanya berupa kamera berukuran kecil) yang di
pasangkan pada komputer. Dengan webcam ini, bayangan dapat di akses
melalui Instant messaging, World Wide Web, atau juga melalui aplikasi
konferansi video melalui komputer pribadi. Webcam dapat menangkap semua
gerakan dengan baik, dan pada beberapa jenis webcam juga dilengkapi
dengan microphone atau zoom.<br />2) Live-preview Digital Cameras<br /><br />Ini
merupakan jenis kamera digital yang menggunakan tampilan (bayangan
digital) secara langsung melalui sebuah layar elektronik. Layar yang
digunakan dapat berupa LCD (liquid crystal display), atau sebuah EVF
(electronic viewfinder).<br />3) Compact Digital Cameras<br /><br />Kamera ini
didisain dengan ukuran yang kecil dan mudah dibawa, untuk ukuran yang
paling kecil biasa dikenal dengan sebutan subcompact. Compact camera
biasanya sangat mudah digunakan, dan pada kamera ini biasanya bayangan
hanya dapat direkam menggunakan lossy JPEG compression. JPEG adalah
kepanjangan dari Joint Photographic Expert Group, yang merupakan metode
yang biasa digunakan dalam kompresi bayangan fotografi.<br />4) Digital Single Lens Reflex Cameras (DSLRs)<br /><br />DSLRs
ini biasa di gunakan oleh para photographer profesional, serta oelh
orang-orang memiliki antusias tinggi dalam foto. Kamera ini memiliki
optik bagian luar, sehingga dapat menggunakan lensa yang dapat
ditukar-tukar, serta asesoris yang beragam. Kamera ini juga mampu
memproduksi bayangan dengan resolusi tingkat tinggi.<br />5) Digital Rangefinder<br /><br />Digital
Rangefinder Camera adalah sebuah kamera digital yang dilengkapi dengan
Rangefinder, yaitu perangkat kamera yang digunakan untuk mengukur jarak
dari photographer ke objek yang menjadi target, untuk menetapkan titik
fokusnya.<br />6) Professional Modular Digital Camera System<br /><br />Ini
merupakan jenis kamera digital yang terdiri atas perangkat profesional
berkwalitas tinggi, yang dapat disusun dari komponen-komponen modular,
seperti winders, grips, lenses, dan sebagainya. Kamera-kamera jenis ini
banyak sekali digunakan pada studio-studio, untuk keperluan produksi
periklanan. Kamera ini sulit untuk dibawa, karena ukuranya yang sangat
besar dan bentuknya yang kaku. Hal itu juga menyebabkan jenis kamera ini
jarang sekali digunakan dalam aktivitas fotografi yang banyak
membutuhkan gerakan, serta dalam fotografi di alam terbuka.<br />7) Line Scan Camera System<br /><br />Line-scan
camera adalah sebuah kamera yang terdiri atas sebuah line-scan (jalur
scan) image sensor chip, dan sebuah mekanisme pengatur titik fokus.
Image sensor adalah sebuah perangkat yang merubah bayangan visual
menjadi sebuah sinyal elektrik.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-57200676312260344242013-02-23T01:07:00.000-08:002013-02-23T01:07:13.055-08:00Olahraga Bulu Tangkis<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Bulutangkis adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah raket dan <i>shuttlecock </i>yang di pukul melewati sebuah net.permainan ini berlaku untuk siapa saja dingan bentuk tunggal (<i> single </i>), juga dengan ganda ( <i>double </i>), dan dengan ganda campuran (<i> mixed double</i> ).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Permainan ini biasanya dimainkan oleh :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">a.<span> </span></span><span style="font-size: 100%;">Seorang pria melawan seorang pria (tunggal pria atau <i>men’s single)</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">b.<span> </span></span><span style="font-size: 100%;">Seorangwanita melawan seorang wanita(tunggal wanita atau<i> women’s single)</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">c.<span> </span></span><span style="font-size: 100%;">Sepasang pria melawan spesang pria (ganda pria atau <i>men’s double</i>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">d.<span> </span></span><span style="font-size: 100%;">Sepasang wanita melawan melawan wanita (ganda putrid atau <i>women’sdouble)</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">e.<span> </span></span><span style="font-size: 100%;">Sepasang pria dan wanita melawan sepasang pria dan wanita (ganda campuran atau <i>mixed doubles</i>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt;">
<span style="font-size: 100%;">Tiap partai terdiri dari</span><span style="font-size: 100%;"> </span><span style="font-size: 100%;">maksimal tiga set (<i> the best of three games</i> ), yang di sebut set kesatu, kedua, dan ketiga.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt;">
<span style="font-size: 100%;">Jika permainan menang dua set berturut-turut disebut menang dengan langsung ( <i>straight<b>-</b>set </i>). Sedangkan jika menang dengan satu lawan satu, disebut dengan menang set panjang (<i> rubber-set </i>).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt;">
<span style="font-size: 100%;">Tiap
set terdiri dari 15 angka, kecuali untuk tunggal wanita hana 11
angka,jika pemain atau pasangan pemain yang telah mancapai angka-angka
tersebut itu memenangkan set tersebut.</span></div>
<span style="font-size: 100%;">Olahraga bulutangkis dimainkan di atas lapangan</span><span style="font-size: 100%;"> </span><span style="font-size: 100%;">yang
di batasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan labear tertentu.
Kapangan di bagi dua sama besar dan di pisahkan oleh net yang
direnggangkan di kedua tiang net yang ditanam di pinggir lapangan. Alat
yang di pergunakan adalah raket sebagai alat pemukul, serta
shuttlecockssebagai bola yang dipukul.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-37921295209381639582013-02-23T01:04:00.000-08:002013-02-23T01:04:36.886-08:00Pengertian Seni PertunjukanSecara umum istilah <strong>seni pertunjukan</strong> diambil dari bahasa Inggris <strong>Performance Art</strong>.
Beberapa definisi seni pertnjukan juga masih berdasarkan penafsiran
masing-masing. Ada yang membagi seni pertunjukan menjadi seni teater,
seni musik,, dan seni tari. Menurut definisi ini, seni pertunjukan
adalah seni yang dipertunjukkan kepada penonton.<br /><br />Sedangkan dalam
bahasa inggris, performing art ini lebih mengacu pada mempertunjukkan
hasil seni yang berbentuk apapun kepada penonton. Hampir semua jenis <strong>karya seni</strong>
bisa dipadukan dalam performance art. Tari yang dilatarbelakangi
lukisan atau photo, dengan dekorasi dari hasil seni kriya, disertai
musik yang menggugah. Bersamaan dengan itu, interaksi dengan penonton
juga terbangun melalui masuknya imajinasi penonton ke dalam larutan
performance art.<br /><br />Salah satu seni pertunjukan kuno di Indonesia
adalah wayang kulit. Di sana diperlihatkan seni musik yang adiluhung,
seni suara dan vokal yang bernyawa, seni tari yang brilian, seni kriya
yang menawan, dan seni seni lainnya yang sangat berperan dalam khasanah
kebudayaan. Seni pertunjukan wayang kulit ini dulu sangat mudah ditemui
di hampir setiap kecamatan. Namun seiring dengan munculnya seni yang
diusung oleh Televisi langsung ke hadapan pemirsanya, maka geliat <strong>seni pertunjukan kuno </strong>ini semakin terpinggirkan.<br /><br />Sementara
itu, seni pertunjukan modern sudah bisa merumuskan faktor terjadinya
sebuah pertunjukan seni atau seni pertunjukan. Faktor itu ada empat. <strong>Ruang, Waktu, Tubuh, dan Interaksi dengan penonton</strong>.
Seni pertunjukan yang dimaksud di sini adalah seni pertunjukan yang
dikonsep sebagai satu kesatuan pertunjukan yang mempunyai tema dan
tujuan tertentu, baik untuk kepentingan orang banyak, maupun bagi seni
itu sendiri.
<br />
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
<br />Sumber: <a href="http://id.shvoong.com/humanities/arts/2254754-pengertian-seni-pertunjukan/#ixzz2LiADnqWH" style="color: #003399;">http://id.shvoong.com/humanities/arts/2254754-pengertian-seni-pertunjukan/#ixzz2LiADnqWH</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-7652547924847636592013-02-23T01:00:00.000-08:002013-02-23T01:00:23.705-08:00TIPS MENJADI PENYIAR RADIO YANG BAIK DAN BENARPenyiar radio merupakan sebuah pekerjaan yang mempunyai nilai seni yang
sangat tinggi,karena berbagai skill dapat kita tampilkan disana.Dari
mulai skill berbicara sampai skill kepintaran otak yang kita
miliki.Berikut ini adalah beberapa tips menjadi penyiar radio yang
professional :<br /><br />1. Jaga vokal agar tetap stabil dari berbagai
gangguan seperti serak,atau suara aneh akibat pilek,dalam hal ini
perbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin c<br /><br />2. Posisi
pada saat kita siaran juga harus diperhatikan.Usahakan perut tidak
berlipat agar suara yang kita hasilkan dapat keluar dengan maksimal
tanpa gangguan<br /><br />3. suara yang bagus dalam siaran bukan dengan
volume yang tinggi tapi dengan kestabilan suara,jadi usahakan perkecil
volume suara anda agar tidak gampang kecapean<br /><br />4. Usahakan karakter vokal kita ngebass dan soft,karena menurut survey karakter seperti inilah yang paling enak didengar<br /><br />5.
Jangan mengeluarkan vokal yang monoton,usahakan beri gelombang dan
penekanan agar pendengar tidak cepat bosan mendengarkan suara kita<br /><br />6.
Jangan pernah berpura-pura tertawa pada saat siaran karena akan
terdengar garing oleh pendengar.Jika memang lucu barulah anda boleh
tertawa<br /><br />7. Berbicaralah seakan-akan pendengar ada didepan
anda,dalam hal ini ekspresi mimik muka dan gerakan tangan harus
dibutuhkan untuk memperbesar penjiwaan<br /><br />8. Buatlah suasana
semeriah mungkin karena rata-rata orang yang mendengarkan radio berniat
untuk mencari hiburan bukan kesedihan kecuali jika anda membuka acara
curhat<br /><br />9. Lakukan pendengar seperti raja jangan sekali-kali menyinggung perasaan mereka<br /><br />10. Perbanyak pengetahuan tentang dunia musik jangan sampai pendengar lebih tahu dari anda<br /><br />11. Perbanyak kosa kata pemanis dan penyambung siaran seperti:”yang pastinya”,”anyway”,dsb<br /><br />12. Siapkan pokok pembicaraan sebelum masuk ke salah satu season yang dapat kita gunakan apabila kita mentok dan habis kata-kata<br /><br />13. Pilihlah backsound yang sesuai dg tema siaran anda,agar emosi pendengar dapat lebih klimaks.<br /><br />SEMOGA BERMANFAATAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-84264787651087572712013-02-23T00:56:00.000-08:002013-02-23T00:56:42.386-08:00Tips Menulis Skenario<div style="text-align: justify;">
Pembuatan sebuah film harus direncanakan
sematang mungkin. Salah satu bagian dari produksi film yang terpenting
adalah penulisan skenario. Skenario termasuk unsur yang dibutuhkan
paling awal sebagai rancangan membuat film. Ketika sebuah skenario telah
selesai, maka sebenarnya film telah selesai dibuat pula dalam bentuk
tertulis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Lantas bagaimana cara menulis
skenario? Berikut ini akan dipaparkan teknik menulis skenario yang
diambil dari beberapa sumber di internet.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
IDE CERITA</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Oke, mungkin yang pertama ingin
diketahui oleh orang yang ingin membuat skenario untuk film adalah
langkah pertama. Apa sih yang paling pertama dilakukan dalam membuat
skenario?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Yap, the first step is IDE CERITA.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Ide cerita yang ada di kepala
sebaiknya langsung dituangkan kedalam tulisan. Cukup ke dalam satu
kalimat. Contohnya: tentang seorang pemuda yang jatuh cinta kepada
wanita yang tak pernah bisa ia ajak bicara, atau tentang seorang jagoan
yang diutus kebumi untuk menumpas kejahatan. Dalam bahasa Inggris,
biasanya wujudnya seperti ini: the story tells us about a maid that goes
to a dance party in a castle, atau, about a father that always lie to
his son.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apapun bentuknya, biasanya subyek yang
ditulis di awal kalimat selalu manusia. Mungkin ada beberapa yang mau
membuat subyeknya non-manusia, seperti binatang, matahari, air, waktu,
atau apapun. Namun biasanya akan menemui kesulitan dalam pengembangannya
karena subyek-subyek non-manusia kadang tidak bisa melakukan aksi dan
jarang sekali memiliki problem yang menarik. Seandainya tetap ingin
membuat subyek non-manusia, biasanya subyek tersebut tetap
“dimanusiakan”, atau dipersonifikasikan, dan tetap memiliki
karakter-karakter manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Contoh ide cerita: sepesang kekasih yang telah menikah saat kelas dua SMA dan memiliki seorang anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
CERITA DASAR</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Ide cerita yang cuma satu kalimat
harus dikembangkan kedalam cerita dasar (basic story), yang isinya tidak
lebih dari satu halaman folio dengan spasi satu setengah dan font times
new roman ukuran 12. Biasanya cerita dasar berkisar setengah halaman
saja. Isi dari cerita dasar itu ada keterangan tempat dan waktu,
keterangan tokoh-tokoh yang muncul dalam cerita, problem-problem utama,
serta penyelesaian. Jangan malu-malu untuk menulis akhir dari cerita
yang dibuat, jangan disimpan-simpan sendiri atau untuk membuat surprise
orang. Tidak ada orang yang bisa anda kejutkan dalam proses penulisan
skenario.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
KARAKTER</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Dalam skenario yang akan kita buat,
akan muncul tokoh-tokoh. Kita harus membuat dan mengenalinya lebih
dalam. Gunanya banyak. Kita akan tahu bagaimana tokoh tersebut
berdialog, berpikir dan bertindak. Kita akan tahu bagaimana si tokoh
akan memecahkan masalah. Juga bagaimana koflik antara satu tokoh dengan
tokoh lain.<br /> Pada tahap pencarian pemain (casting), penjelasan
karakter juga sangat membantu untuk menemukan pemain yang cocok untuk
memerankan tokoh yang dibuat. Selanjutnya, bagi pemain itu sendiri akan
lebih mudah untuk memahami karakter tokoh yang harus dimainkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk mengembangkan karakter tokoh, kita
bisa melakukannya dengan memberikan data mengenai : nama lengkap dan
panggilan, agama, umur, hubungan keluarga dan pertemanan, kegemaran
(ilmu pengetahuan, film, musik, olahraga, bacaan, makanan), ciri-ciri
fisik, intelejensia, gaya busana, cara berbicara, sifat, tempat tinggal,
dan lain-lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Contoh perincian karakter: Sinta,
cewek SMA usia 18 tahun, tidak terlalu pintar. Tatap matanya genit,
murah senyum, rambutnya yang ikal panjang sampai ke punggung, dan
tubuhnya ramping. Seorang cewek glamour yang selalu tampil seksi. Hobi
jalan-jalan dan shopping. Tinggal di sebuah komplek perumahan elit.
Orang tua sangat sibuk, jarang di rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
LOKASI</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Untuk membuat adegan, kita harus
menentukan set dan lokasi (tempat adegan berlangsung) terlebih dahulu.
Ini akan memudahkan kita untuk menentukan adegan. Sedang apa, posisinya
dimana, dari mana, menuju kemana, melihat apa atau memandang ke arah
mana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Tempat kejadian berlangsung itu
bisa berupa set yang dibangun di studio, misalnya ruang-ruang dalam
rumah seperti teras, ruang tamu, ruang tengah, kamar, dapur atau kita
menggunakan bagian dari bangunan rumah yang sebenarnya. Yang dimaksud
set tidak selalu harus rumah, tapi juga jalan atau tempat lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penjelasan set ini, selain berguna bagi
kita ketika membuat skenario, juga berguna sebagai petunjuk bagi set
builder untuk membangun set di studio atau bagi unit produksi untuk
mencarikan bagunan yang akan dijadikan sebagai set yang sesuai dengan
tuntutan skenario.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PLOT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Penyusunan plot yang merupakan alur
cerita sangat diperlukan dalam menulis skenario sebagaimana dalam
penulisan novel maupun cerpen. Struktur plot lazimnya terdiri dari 3
(tiga) babak yaitu set up atau awal konflik, confrontation atau
komplikasi masalah, dan resolution atau penyelesaian masalah. Dengan
adanya plot yang disusun terlebih dahulu akan sangat membantu penulis
dalam penulisan skenario.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bentuk plot secara sederhana adalah sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Babak I : Pada liburan kenaikan kelas
dua, Sinta mengadakan party di rumahnya. Pesta usai dan teman-teman
pulang. Karena dalam keadaan mabuk, Sinta menerima ajakan Andre, teman
sekelasnya yang masih disitu, untuk bersetubuh. Sinta hamil. Untunglah
Andre mau bertanggung jawab. Kelas dua SMA mereka resmi jadi suami istri
dan beranak satu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Babak II : Mereka masih labil.
Menyelesaikan masalah dengan emosi. Sinta menuduh Andre selingkuh dengan
Ratna, teman satu tim Andre di eskul basket. Andre tak terima, dia juga
menuduh Sinta main belakang dengan Renald, kakak kelas mereka.
Pertengkaran mewarnai hari-hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Babak III : Suatu hari ketika mereka
bertengkar hebat, anak mereka yang masih belum genap setahun menagis
keras. Minta susu. Sementara susu habis. Uang mereka juga tipis. Pada
akhirnya mereka berjuang bersama untuk membelikan susu anaknya. Di
tengah perjuangan membelikan susu, mereka sadar bahwa bertengkar terus
tak ada guna. Ada anak mereka yang harus dipikirkan. Happy ending.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
OUTLINE</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Outline adalah susunan urutan
adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan bahwa outline
adalah penjabaran dari plot. Contoh outline adalah sebagai berikut :<br /> 1. Di Rumah Sinta :<br /> 1.1. Sinta berjoged bersama teman-temannnya, mengikuti dentuman house music,<br /> 1.2. Sinta dan Andre saling curi-curi pandang,<br /> 1.3. Karena kebanyakan minum Sinta mabuk, party hampir usai,<br /> 1.4. Teman-teman sinta pulang, Andre terlihat enggan pulang,<br /> 1.5. Andre menyusul Sinta yang menuju kamar tidur, dst</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
SCENE</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Scene atau scene heading merupakan
informasi tentang adegan. Scene heading umumnya terdiri dari nomor
scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu adegan. INT singkatan dari
interior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di dalam
ruangan. sedangkan EXT singkatan dari exterior digunakan apabila
pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan. Adapun bentuk scene
heading adalah sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> 1. INT. RUMAH SINTA – MALAM</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ACTION<br /> Action atau aksi adalah
keterangan mengenai kejadian dalam setiap scene atau adegan yang
merupakan penjabaran dari outline yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk
Scene 1 dapat ditulis sebagai berikut :<br /> INT. RUMAH SINTA – MALAM<br /> Sinta berjoged bersama teman-temannya mengikuti dentuman house music.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
DIALOG & PARENTHETICAL<br /> Dialog
adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam
adegan. Sedangkan parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang
harus dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi,
sedih, menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Adapun dialog yang
mengiringi perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau pikiran
dari karakter tanpa melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over
(V.O), sedangkan dialog tanpa menampilkan karakter dalam adegan
digunakan istilah Off Screen (O.S). Contoh dialog dan parenthetical
adalah sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> 1. INT. RUMAH SINTA - MALAM<br />
Sinta dengan tank top dan rok mininya begitu enerjik berjoged bersama
teman-temannya. Kedua tangannya diangkat ke atas dan berputar-putar
mengikuti dentuman musik. Sementara kepalanya mengangguk-angguk.<br /> SINTA</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> (V.O)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Hidup ini harus dirayakan. Harus
berpesta. Aku tak pernah tahu, kenapa orang-orang masih punya alasan
untuk bersedih. Bukankah hidup ini sudah susah? Kenapa pula hati selalu
diliputi sedih, takut, bimbang, kecewa, ah bullshit! Bersenang-senang
lah, berpesta lah!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ATURAN BAKU<br /> Dalam menulis skenario terdapat beberapa aturan baku, di antaranya:<br /> 1. Font Courier New<br /> 2. Ukuran/size 12.<br /> 3. Spasi satu (1). Bukan satu setengah, bukan dua</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketiga format dasar di atas ada
hubungannya dengan durasi film. Secara internasional sudah diakui bahwa
dengan font courier new, size 12 dan spasi 1, maka satu halaman skenario
sama dengan satu menit film. 120 halaman skenario = 120 menit film,
atau dua jam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> Pernyataan ini pun sebenarnya masih
tergantung juga pada seberapa detil penjelasan visual di skenario
tersebut, dan berapa perbandingan antara penjelasan visual/action,
dengan dialognya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV">ISTILAH PENTING<br /> </span><span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span><span lang="SV">
BCU (BIG CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang sangat dekat.
Biasanya, untuk gambar-gambar kecil agar lebih jelas dan detail, seperti
anting tokoh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV"><br /> </span><span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span><span> <span lang="SV">CU
(CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang cukup dekat. Biasanya,
untuk menegaskan detail sesuatu seperti ekspresi tokoh yang penting,
seperti senyum manis atau lirikan mata. </span></span>Tokoh biasanya muncul gambar wajah saja.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span>
COMMERCIAL BREAK: Jeda iklan. Penulis skenario harus memperhitungkan
jeda ini, dengan memberi kejutan atau suspense agar penonton tetap
menunggu adegan berikutnya.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> CREDIT TITLE: Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat dalam sebuah produksi<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span>
CUT BACK TO: Transisi perpindahan dalam waktu yang cepat untuk kembali
ke tempat sebelumnya. Jadi, ada satu kejadian di satu tempat, lalu
berpindah ke tempat lain, dan kembali ke tempat semula.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span>
CUT TO: Perpindahan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi
bersamaan, tetapi di tempat yang berbeda atau kelanjutan adegan di hari
yang sama.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> DISSOLVE TO: Perpindahan dengan gambar yang semakin lama semakin kabur sebelum berpindah ke adegan berikutnya.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> ESTABLISHING SHOT: Pengambilan gambar secara keseluruhan, biasa disingkat ESTABLISH saja.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> EXT.(EXTERIOR): Menunjukan tempat pengambilan gambar diluar ruangan.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> FADE OUT: Perpindahan gambar dari terang ke gelap secara perlahan.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> FADE IN: Perpindahan gambar dari gelap ke terang secara perlahan.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> FLASHBACK: Ulangan atau kilas balik peristiwa. Biasanya, gambarnya dibedakan dengan gambar tayangan sekarang.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> FLASHES: Penggambaran sesuatu yang belum terjadi dalam waktu cepat; contohnya: orang melamun.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span>
FREEZE: Aksi pada posisi terakhir. Harus diambil adegan yang terjadi
pada tokoh utama dan dapat membuat penonton penasaran sehingga membuat
penonton bersedia menunggu kelanjutannya.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> INSERT: Sisipan adegan pendek, tetapi penting di dalam satu scene.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> INTERCUT: Perpindahan dengan cepat dari satu adegan ke adegan lain yang berbeda dalam satu kesatuan cerita.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> INT. (INTERIOR): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> LS (LONG SHOT): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> MAIN TITLE: Judul cerita pada sinetron atau film.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span>
MONTAGE: Beberapa gambar yang menunjukkan adegan berurutan dan
mengalir. Bisa juga menunjukkan beberapa lokasi yang berbeda, tetapi
merupakan satu rangkaian cerita.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> OS (ONLY SOUND): Suara orang yang terdengar dari tempat lain; berbeda tempat dengan tokoh yang mendengarnya.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> PAUSE: Jeda sejenak dalam dialog, untuk memberi intonasi ataupun nada dialog.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span>
POV (POINT OF VIEW): Sudut pandang satu atau beberapa tokoh terhadap
sesuatu yang memegang peranan penting untuk tokoh yang bersangkutan.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> SCENE: Berarti adegan atau bagian terkecil dari sebuah cerita.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> SLOW MOTION: Gerakan yang lebih lambat dari biasanya. Untuk menunjukkan hal yang dramatis.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span>
SFX (SOUND EFFECT): Untuk suara yang dihasilkan di luar suara manusia
dan ilustrasi musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel sekolah,
dll.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> SPLIT SCREEN: Adegan berbeda yang muncul pada satu frame atau layar.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> TEASER: Adegan gebrakan di awal cerita untuk memancing rasa penasaran penonton agar terus mengikuti cerita.<br /> <span style="font-family: Symbol;"><span>Ø</span></span> VO (VOICE OVER): Orang yang berbicara dalam hati. Suara yang terdengar dari pelakon namun bibir tidak bergerak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah penjelasan sekilas tentang
skenario. Seiring waktu, tak menutup kemungkinan terjadi
perubahan-perubahan format penulisan skenario. Akan tetapi, untuk saat
ini format penulisan skenario kurang lebih sama seperti penjabaran di
atas. Semoga bermanfaat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-6542463354190393712013-02-22T23:14:00.000-08:002013-02-22T23:14:25.988-08:00Belajar Aksara Sunda<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b><i>MEMPELAJARI HURUF AKSARA SUNDA</i></b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><i><br /></i></b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><i><br /></i></b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><i><br /></i></b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><i>Aksara Suara (vokal)</i></b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ac/Sundanese-vocals.svg/351px-Sundanese-vocals.svg.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="54" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ac/Sundanese-vocals.svg/351px-Sundanese-vocals.svg.png" width="320" /></a></div>
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7874166165112703456" name="more"></a><br />
<div>
<span class="mw-headline"><br /></span>
<h3 style="text-align: left;">
<span class="mw-headline">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Aksara Ngalagena</i></span></span></h3>
<span class="mw-headline">
</span></div>
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/64/Sundanese-consonants.svg/320px-Sundanese-consonants.svg.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/64/Sundanese-consonants.svg/320px-Sundanese-consonants.svg.png" /></a><br />
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Rarangké</b></span><b style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">n</b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span><br />
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: xx-small;">Berdasarkan letak penulisannya, rarangkén terbagi menjadi 3 yaitu:</span></span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;">rarangk</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;">én diatas huruf</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;">rarangkén dibawah huruf</span></li>
<li><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;">rarangken sejajar huruf</span></li>
</ul>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;"></span><br />
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;">
a.</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;">rarangk</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;">én diatas huruf</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;"><br /></span><br />
<div class="MsoNormal">
</div>
<table border="1" class="wikitable" style="background-color: #f9f9f9; border-collapse: collapse; border: 1px solid rgb(170, 170, 170); color: black; font-family: sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.200000762939453px; margin: 1em 1em 1em 0px; text-align: start;"><tbody>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese sign panghulu.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c6/Sundanese_sign_panghulu.png/50px-Sundanese_sign_panghulu.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="50" /></td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><i>panghulu</i>, membuat vokal aksara <i>Ngalagena</i> dari <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[a]</span> menjadi <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[i]</span>.<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.4em;">
Contoh: <img alt="Sunda Ka.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Sunda_Ka.png/30px-Sunda_Ka.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="30" /> = <big>ka</big> → <img alt="Sundanese sign panghulu.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c6/Sundanese_sign_panghulu.png/50px-Sundanese_sign_panghulu.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="50" /> = <big>ki</big>.</div>
</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese sign pamepet.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ac/Sundanese_sign_pamepet.png/50px-Sundanese_sign_pamepet.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="50" /></td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><i>pamepet</i>, membuat vokal aksara <i>Ngalagena</i> dari <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[a]</span> menjadi <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[ə]</span>.<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.4em;">
Contoh: <img alt="Sunda Ka.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Sunda_Ka.png/30px-Sunda_Ka.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="30" /> = <big>ka</big> → <img alt="Sundanese sign pamepet.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ac/Sundanese_sign_pamepet.png/50px-Sundanese_sign_pamepet.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="50" /> = <big>ke</big>.</div>
</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese sign paneuleung.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f8/Sundanese_sign_paneuleung.png/50px-Sundanese_sign_paneuleung.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="50" /></td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><i>paneuleung</i>, membuat vokal aksara <i>Ngalagena</i> dari <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[a]</span> menjadi <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[ɤ]</span>.<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.4em;">
Contoh: <img alt="Sunda Ka.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Sunda_Ka.png/30px-Sunda_Ka.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="30" /> = <big>ka</big> → <img alt="Sundanese sign paneuleung.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f8/Sundanese_sign_paneuleung.png/50px-Sundanese_sign_paneuleung.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="50" /> = <big>keu</big>.</div>
</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese sign panglayar.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a1/Sundanese_sign_panglayar.png/50px-Sundanese_sign_panglayar.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="50" /></td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><i>panglayar</i>, menambah konsonan <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[r]</span> pada akhir suku kata.<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.4em;">
Contoh: <img alt="Sunda Ka.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Sunda_Ka.png/30px-Sunda_Ka.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="30" /> = <big>ka</big> → <img alt="Sundanese sign panglayar.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a1/Sundanese_sign_panglayar.png/50px-Sundanese_sign_panglayar.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="50" /> = <big>kar</big>.</div>
</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese sign panyecek.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/61/Sundanese_sign_panyecek.png/50px-Sundanese_sign_panyecek.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="50" /></td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><i>panyecek</i>, menambah konsonan <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[ŋ]</span> pada akhir suku kata.<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.4em;">
Contoh: <img alt="Sunda Ka.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Sunda_Ka.png/30px-Sunda_Ka.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="30" /> = <big>ka</big> → <img alt="Sundanese sign panyecek.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/61/Sundanese_sign_panyecek.png/50px-Sundanese_sign_panyecek.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="50" /> = <big>kang</big>.</div>
<div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;">b.rarangk</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;">én dibawah huruf</span><br />
<table border="1" class="wikitable" style="background-color: #f9f9f9; border-collapse: collapse; border: 1px solid rgb(170, 170, 170); color: black; font-family: sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.200000762939453px; margin: 1em 1em 1em 0px; text-align: start;"><tbody>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese sign panyuku.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/eb/Sundanese_sign_panyuku.png/50px-Sundanese_sign_panyuku.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="50" /></td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><i>panyuku</i>, membuat vokal aksara <i>Ngalagena</i> dari <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[a]</span> menjadi <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[u]</span>.<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.4em;">
Contoh: <img alt="Sunda Ka.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Sunda_Ka.png/30px-Sunda_Ka.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="30" /> = <big>ka</big> → <img alt="Sundanese sign panyuku.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/eb/Sundanese_sign_panyuku.png/50px-Sundanese_sign_panyuku.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="50" /> = <big>ku</big>.</div>
</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese sign panyakra.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/16/Sundanese_sign_panyakra.png/50px-Sundanese_sign_panyakra.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="50" /></td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><i>panyakra</i>, menambah konsonan <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[r]</span> di tengah suku kata.<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.4em;">
Contoh: <img alt="Sunda Ka.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Sunda_Ka.png/30px-Sunda_Ka.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="30" /> = <big>ka</big> → <img alt="Sundanese sign panyakra.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/16/Sundanese_sign_panyakra.png/50px-Sundanese_sign_panyakra.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="50" /> = <big>kra</big>.</div>
</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese sign panyiku.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/24/Sundanese_sign_panyiku.png/50px-Sundanese_sign_panyiku.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="50" /></td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><i>panyiku</i>, menambah konsonan <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[l]</span> di akhir suku kata.<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.4em;">
Contoh: <img alt="Sunda Ka.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Sunda_Ka.png/30px-Sunda_Ka.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="30" /> = <big>ka</big> → <img alt="Sundanese sign panyiku.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/24/Sundanese_sign_panyiku.png/50px-Sundanese_sign_panyiku.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="50" /> = <big>kla</big>.</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<br />
c.<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;">rarangk</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: xx-small;">én sejajar huruf</span><br />
<table border="1" class="wikitable" style="background-color: #f9f9f9; border-collapse: collapse; border: 1px solid rgb(170, 170, 170); color: black; font-family: sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.200000762939453px; margin: 1em 1em 1em 0px; text-align: start;"><tbody>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese sign paneleng.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ab/Sundanese_sign_paneleng.png/50px-Sundanese_sign_paneleng.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="50" /></td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><i>panéléng</i>, membuat vokal aksara <i>Ngalagena</i> dari <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[a]</span> menjadi <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[ɛ]</span>.<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.4em;">
Contoh: <img alt="Sunda Ka.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Sunda_Ka.png/30px-Sunda_Ka.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="30" /> = <big>ka</big> → <img alt="Sundanese sign paneleng.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ab/Sundanese_sign_paneleng.png/50px-Sundanese_sign_paneleng.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="50" /> = <big>ké</big>.</div>
</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese sign panolong.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/39/Sundanese_sign_panolong.png/50px-Sundanese_sign_panolong.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="50" /></td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><i>panolong</i>, membuat vokal aksara <i>Ngalagena</i> dari <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[a]</span> menjadi <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[ɔ]</span>.<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.4em;">
Contoh: <img alt="Sunda Ka.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Sunda_Ka.png/30px-Sunda_Ka.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="30" /> = <big>ka</big> → <img alt="Sundanese sign panolong.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/39/Sundanese_sign_panolong.png/50px-Sundanese_sign_panolong.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="50" /> = <big>ko</big>.</div>
</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese sign pamingkal.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b6/Sundanese_sign_pamingkal.png/50px-Sundanese_sign_pamingkal.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="50" /></td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><i>pamingkal</i>, menambah konsonan <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[j]</span> di tengah suku kata.<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.4em;">
Contoh: <img alt="Sunda Ka.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Sunda_Ka.png/30px-Sunda_Ka.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="30" /> = <big>ka</big> → <img alt="Sundanese sign pamingkal.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b6/Sundanese_sign_pamingkal.png/50px-Sundanese_sign_pamingkal.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="50" /> = <big>kya</big>.</div>
</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese sign pangwisad.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c0/Sundanese_sign_pangwisad.png/50px-Sundanese_sign_pangwisad.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="50" /></td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><i>pangwisad</i>, menambah konsonan <span class="IPA" title="Representasi dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA)">[h]</span> di akhir suku kata.<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.4em;">
Contoh: <img alt="Sunda Ka.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Sunda_Ka.png/30px-Sunda_Ka.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="30" /> = <big>ka</big> → <img alt="Sundanese sign pangwisad.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c0/Sundanese_sign_pangwisad.png/50px-Sundanese_sign_pangwisad.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="50" /> = <big>kah</big>.</div>
</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese sign pamaeh.png" height="50" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/54/Sundanese_sign_pamaeh.png/50px-Sundanese_sign_pamaeh.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="50" /></td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><i>patén</i> atau <i>pamaéh</i>, meniadakan vokal pada suku kata.<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.4em;">
Contoh: <img alt="Sunda Ka.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Sunda_Ka.png/30px-Sunda_Ka.png" style="border: none; margin: 0px; vertical-align: middle;" width="30" /> = <big>ka</big> → pamaeh = <big>k</big>.</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>ANGKA</b></span></div>
<table border="1" class="wikitable" style="background-color: #f9f9f9; border-collapse: collapse; border: 1px solid rgb(170, 170, 170); color: black; font-family: sans-serif; font-size: 18px; line-height: 19.200000762939453px; margin: 1em 1em 1em 0px; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese digit 1.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a1/Sundanese_digit_1.png/30px-Sundanese_digit_1.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="30" /> = 1</td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese digit 2.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/00/Sundanese_digit_2.png/30px-Sundanese_digit_2.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="30" /> = 2</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese digit 3.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/46/Sundanese_digit_3.png/30px-Sundanese_digit_3.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="30" /> = 3</td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese digit 4.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/02/Sundanese_digit_4.png/30px-Sundanese_digit_4.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="30" /> = 4</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese digit 5.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/52/Sundanese_digit_5.png/30px-Sundanese_digit_5.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="30" /> = 5</td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese digit 6.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e4/Sundanese_digit_6.png/30px-Sundanese_digit_6.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="30" /> = 6</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese digit 7.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d4/Sundanese_digit_7.png/30px-Sundanese_digit_7.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="30" /> = 7</td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese digit 8.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/12/Sundanese_digit_8.png/30px-Sundanese_digit_8.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="30" /> = 8</td></tr>
<tr><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese digit 9.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ee/Sundanese_digit_9.png/30px-Sundanese_digit_9.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="30" /> = 9</td><td style="border: 1px solid rgb(170, 170, 170); padding: 0.2em;"><img alt="Sundanese digit 0.png" height="30" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/be/Sundanese_digit_0.png/30px-Sundanese_digit_0.png" style="border: none; vertical-align: middle;" width="30" /> = 0</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
<div>
sumber : wikipedia.com</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-21304527295254029492013-02-22T23:06:00.002-08:002013-02-22T23:06:27.099-08:00Mengoperasikan Kamera video<div>
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://indahfitriani97.files.wordpress.com/2013/02/cam.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5245208097737712946" src="http://indahfitriani97.files.wordpress.com/2013/02/cam.png?w=560" /></a><br />
Mau dong diajarin ng-operate camera…kayanya asyik jadi cameraman…<br />
Kata-kata itu sering saya dengar dari teman-teman yang memang tidak
tahu atau awam dengan kamera. Bahkan dari teman-teman yang bekerja di
broadcast sekalipun (di luar Cameraman) banyak yang berkata seperti itu,
mungkin dilihatnya asyik banget cameraman bekerja, jadi banyak yang
pingin bisa mengoperasikan kamera. Setelah itu timbul pertanyaan berapa
lama ya rata-rata orang belajar dari nol sampai bisa mengoperasikan
kamera? Jawabannya tergantung. Karena setiap orang tidak sama dalam hal
daya serap maupun pengetahuan. Tapi kalau mau belajar pasti tidak lama
juga bisa. OK kita sama-sama belajar dari basic, mungkin sedikit
pengalaman dan sedikit pengetahuanku bisa membantu.<br />
Basic Camera Operation<br />
Camera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian. Begitu juga
media penyimpanan gambar juga bermacam-macam. Contoh-contoh merk
terkenal antara lain: Sony, Panasonic, Phillip, Ikegami, JVC, dan
lain-lain. Dari berbagai merk tersebut masing-masing mempunyai beragam
varian dan bentuk. Mulai kamera amatir, semi profesional, dan kamera
profesional. Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam,
Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori).<br />
Bagi pengguna pemula/amatir biasanya dengan mode auto sudah cukup
untuk mendapatkan gambar standar. Tatapi dalam kondisi tertentu, mode
auto tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar sesuai dengan
kemauan kita. Itulah sebabnya kenapa para Cameraman profesional sering
menggunakan mode manual dalam mengoperasikan kamera.<br />
The Main Control<br />
Ada enam control dasar pada kamera:<br />
1. Exposure:<br />
* Aperture<br />
* Shutter Speed<br />
* (ND Filter)<br />
* (Gain)<br />
2. Filter Colour<br />
3. White Balance<br />
4. Zoom<br />
5. Focus<br />
6. Audio Levels<br />
Aperture, Shutter speed, ND Filter, dan Gain merupakan bagian dari exposure.<br />
Exposure<br />
Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan
kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under
exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:<br />
·Aperture (diafragma)<br />
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah lembaran metal
tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup
untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti
pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang
masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum
de dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma
akan menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit.
Bukaan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil
nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan
diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan
memutar ring iris di lensa kamera.<br />
· Shutter Speed<br />
Biasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda
ingin menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan objek,
baru Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai
tujuan kita.<br />
· ND Filter<br />
Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi intensitas
sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter
ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari
yang terik.<br />
· Gain<br />
Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila pengambilan gambar
dalam keadaan kurang cahaya, yang apabila dengan keadaan normal dengan
bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under exposure. Dengan Gain kita
bisa mengangkat exposure secara digital, konsekuensinya gambar menjadi
agak coral (pecah).<br />
Filter Colour<br />
Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam
kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna.
Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan)
kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya
matahari kita gunakan filter 5600ºK.<br />
Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang
filter no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter
berwarna oranye untuk mengimbangi warna biru pada matahari. Cahaya lampu
bohlam lebih mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1
(3200ºK) yang berwarna kebiru-biruan.<br />
Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya mengandung warna
biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih mengandung
warna merah. Perbedaan warna cahaya ini tergantung pada suhu dan diukur
dengan derajad Kelvin.<br />
White Balance<br />
Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat
berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu
kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu
kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara
5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter
koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari
itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white
balance. Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan
kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya
yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.<br />
Cara menyetel white balance:<br />
* Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.<br />
* Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja<br />
* Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih<br />
* Tekan tombol AWB (Auto White Balance)<br />
* Kamera siap untuk merekam.<br />
Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah.<br />
Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white balance
dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di
kamera.<br />
Zoom<br />
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek
secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang
sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide angle).<br />
Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up<br />
Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.<br />
Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:<br />
Manual: dengan memutar ring zoom pada lensa<br />
Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera<br />
Focus<br />
Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar
dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa
jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga
di viewfinder dan monitor.<br />
depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.<br />
Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan
cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit
mengharuskan kita untuk terus menerus follow focus apabila kamera atau
objek bergerak.<br />
Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).<br />
3 hal yang menentukan depth of field :<br />
1. Panjang Fokal Lensa<br />
Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit atau kata lainnya fokus semakin tipis.<br />
2. f-stop/iris<br />
Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman
semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya
lebih lebar dari f/2.0<br />
3. Jarak kamera dengan objek<br />
Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman<br />
Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman.<br />
Audio Levels<br />
Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar,
kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah
gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan
sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak
sampai kepada penonton.<br />
Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).<br />
Wah kayanya teori melulu ya jadi pusing… tapi ini penting buat semua yang mau belajar mengoperasikan kamera video secara benar.<br />
Mengoperasikan kamera adalah seni, jadi dibutuhkan taste dari setiap cameraman<br />
HARGAILAH KARYA CAMERAMAN<br />
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-36201209510665681472013-02-22T23:02:00.002-08:002013-02-22T23:02:48.143-08:00MACAM-MACAM ALAT DI CPUMain Board/Mother Bord :<br />
Papan induk (motherboard) adalah papan sirkuit tempat berbagai komponen elektronik<br />
saling terhubung seperti pada PC atau Macintosh dan biasa disingkat dengan kata mobo.<br />
Motherboard yang banyak ditemui dipasaran saat ini adalah motherboard milik PC yang<br />
pertama kali dibuat dengan dasar agar dapat sesuai dengan spesifikasi PC IBM.<span id="more-81"></span><br />
Prosesor :<br />
Sebenarnya nama aslinya adalah Central Processing Unit (CPU). Tapi lebih
sering disebutmicroproces s or, dan lebih sering lagi hanyaproces s or.
Perannya terbilang sentral, karenapros es or yang menentukan apa yang
harus dikerjakan oleh komputer. Misalnya, sistem operasi yang dapat
digunakan,software yang dipakai, berapa besar listrik yang dibutuhkan,
seberapa stabil sistem berjalan, dan tentu seberapa kuat daya kerja
komputer. Maka makin kuat prosesor yang digunakan, makin kuat pula
komputer yang memilikinya.<br />
RAM (Random Access Memory) :<br />
Memori akses acak (bahasa Inggris: Random access memory, RAM) adalah sebuah tipe<br />
penyimpanan komputer yang isinya dapat diakses dalam waktu yang tetap tidak<br />
memperdulikan letak data tersebut dalam memori. Ini berlawanan dengan alat memori urut,<br />
seperti tape magnetik, disk dan drum, di mana gerakan mekanikal dari media penyimpanan<br />
memaksa komputer untuk mengakses data secara berurutan.<br />
Hardddisk :<br />
Harddisk merupakan alat tambahan untuk menyimpan data dalam kapasitas
besar yang dilapisi secara magnetis, saat ini perkembangan harddisk
sangat cepat dari daya tampung dan kecepatan membaca data.Perlu kalian
ketahui saat ini harddisk memang mutlak ada dalam setiap computer atau
laptop sebagai penyimpan sistem operasi yang permanen. <br />
VGA (Virtual Graphic Adapter) :<br />
VGA merupakan standar grafis terakhir yang diikuti oleh mayoritas pabrik
pembuat kartu grafis komputer. Tampilan Windows sampai sekarang masih
menggunakan modus VGA karena didukung oleh banyak produsen monitor dan
kartu grafis. <br />
Power Supply :<br />
Fungsi dari power supply itu sendiri adalah merubah arus tegangan listrik bolak-balik (AC),<br />
menjadi searah (DC). Dengan fungsi tersebut maka arus tegangan listrik yang tadinyaar us<br />
kuat berubah menjadi arus kecil <br />
Sound Card :<br />
Kartu suara (Sound Card) adalah suatu perangkat keras komputer yang digunakan untuk<br />
mengeluarkan suara dan merekam suara. Pada awalnya, Sound Card hanyalah sebagai<br />
pelengkap dari komputer. Namun sekarang, sound card adalah perangkat wajib di setiap<br />
komputer. Fungsi dari sound card ialah untuk mengubah sinyal digital menjadi sinyal suara.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-66631130292181845142013-02-22T22:55:00.002-08:002013-02-22T22:55:38.875-08:00Hakikat Bangsa dan Negara<br />
<a name='more'></a><br /><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span lang="IN">HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">1. INDIKATOR SATU</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">MENDESKRIPSIKAN KEDUDUKAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">A. PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Individu,
artinya perseorangan atau pribadi yang terpisah dari orang lain.
Manusia sebagai makhluk individu terdiri dari unsur jasmani (raga) dan
rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisah, jiwa raga inilah yang
membentuk individu. Manusia juga diberi potensi atau kemampuan (akal,
pikiran, perasaan dan keyakinan) sehingga sagub berdiri sendiri serta
bertanggung jawab terhadap dirinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Melalui
akal dan pikirannya manusia dapat menaklukkan makhluk lain dan
memanfaatkan segala sesuatu untuk keperluan hidupnya. Dengan akal
pikirannya pula manusia dapat melakukan berbagai inovasi (penemuan
teknologi komunikasi, computer, informasi)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Sedangkan
perasaan dan keyakinan adalah suatu kelebihan yang dimiliki manusia
untuk dapat membedakan yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang
salah. Dengan perasaan dan keyakinan yang ada, manusia dapat berhubungan
dengan kodrat gaib, yaitu Tuhan. Sedangkan individualisme adalah paham
yang menganggap diri sendiri lebih penting dari pada orang lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">B. PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Menurut
Aristoteles (384-322 SM) salah seorang ahli pikir Yunani Kuno, bahwa
manusia itu adalah Zoon Politicon atau makhluk yang pada dasarnya selalu
ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya. Status
makhluk sosial melekat pada diri setiap individu. Ia tidak bisa bertahan
hidup secara utuh hannya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja.
Sejak lahir sampai meninggal dunia manusia memerlukan bantuan atau
kerjasama dengan orang lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<b><span lang="IN">2. INDIKATOR KEDUA MENGANALISIS PENGERTIAN DAN UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">A. PENGERTIAN BANGSA</span></b></div>
<br /><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">1. MENURUT ISTILAH</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Istilah
bangsa terjemahan dari kata nation (bahasa Inggris) kata nation berasal
dari bahasa latin, natio artinya sesuatu telah lahir, yang bermakna
keturunan. Kelompok orang yang berada dalam satu keturunan. Nation dalam
bahasa Indonesia artinya bangsa. Nation berubah jadi national yang
artinya kebangsaan. Pahamnya dinamakan nasionalisme artinya paham atau
semangat kebangsaan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">2. MENURUT SOSIOLOGIS / ANTROPOLOGIS</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Bangsa
adalah persekutuan hidup yang disatukan oleh adanya kesamaan sejarah,
tradisi, keturunan, kepecayaan, budaya dan bahasa. Ikatan itu disebut
ikatan primordial. Dengan ikatan itu kita bisa membedakan antara Suku
Bangsa Batak dan Suku Bangsa Jawa atau Sunda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Persekutuan
hidup, artinya perkumpulan orang-orang yang saling membutuhkan dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu wilayah tertentu.
Persekutuan hidup itu dapat berupa persekutuan hidup mayoritas dan
minoritas.</span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
</span> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">3. MENURUT POLITIS</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Bangsa
dalam pengertian politik adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah
yang sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu
kekuasaan teringgi keluar dan kedalam, diikat oleh sebuah organisasi
kekuasaan / politik, yaitu negara beserta pemerintahnya, serta di ikat
oleh satu kesatuan wilayah nasional, hukum, perundang-undangan yang
berlaku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">4. MENURUT KBBI</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Bangsa adalah orang-orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan sendiri</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">B. UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">HANS KOHN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">FAKTOR OBJEKTIF</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Kebanyakan bangsa terbentuk karena adanya faktor-faktor objektif tertentu yang membedakannya dari bangsa lain, yakni sbb:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">- kesamaan keturunan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">- wilayah, bahasa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">- adat istiadat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">- kesamaan politik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">- perasaan, agama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Faktor objektif terpenting terbentuknya suatu bangsa adalah, adanya kehendak atau kemauan bersama atau nasionalisme.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">FRIEDRICH HERTZ</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">EMPAT UNSUR</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="IN">1.
Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan
sosial, ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi dan solidaritas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="IN">2.
Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya,
yaitu bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing terhadap
urusan dalam negerinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3. Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualisme, keaslian dan kekhasan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">4. Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan, pengaruh dan prestise</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. UMUM</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. Ada sekelompok manusia yang mempunyai kemauan untuk bersatu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. Berada dalam satu wilayah tertentu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3. Ada kehendak untuk membentuk atau berada di bawah pemerintahan yang dibuatnya sendiri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">4. Secara psikologis merasa senasib, sepenanggungan, setujuan, dan secita-cita</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">5. Ada kesamaan karakter, identitas, budaya, bahasa sehingga dapat dibedakan dengan bangsa lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9pt; text-align: justify; text-indent: -9pt;">
<span lang="IN">3<b>.INDIKATOR KETIGA MENGANALISIS PENGERTIAN DAN TERJADINYA NEGARA</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">A. PENGERTIAN NEGARA</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">1. ETIMOLOGIS</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Negara
berasal dari kata staat (Belanda , Jerman) dan state (Inggris) kedua
kata itu berasal dari bahasa latin yaitu status atau statum yang berarti
menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri .Status juga berarti
menunjukan sifat atau keadaan tegak dan tetap. Negara juga berasal dari
bahasa Sansekerta yang berarti wilayah, kota, atau penguasa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Negara
adalah organisasi yang di dalamnya ada rakyat, wilayah yang permanen,
dan pemerintahan yang berdaulat, dalam arti luas negara merupakan
kesatuan sosial yang diatur secara konstitusional untuk mewujudkan
kepentingan bersama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">2. SECARA UMUM</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="IN">1.
Suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia
yang bersama-sama mendiami wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="IN">2.
Suatu perserikatan yang melaksanakan suatu pemerintahan, melalui hukum
yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa yang berada
dalam suatu wilayah masyarakat tertentu, dan membedakannya dengan
kondisi masyarakat dunia luar untuk ketertiban sosial.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="IN">3.
Suatu daerah territorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah
pejabat yang berhasil menuntut warganya dalam ketaatan pada perundangan
melalui penguasaan kontrol dari kekuasaan yang sah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="IN">4.
Suatu assosiasi yang menyelenggarakan penertiban dalam suatu masyarakat
atau wilayah, dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh
suatu pemerintah, untuk maksut tersebut pemerintah diberi kekuasaan
memaksa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">3. MENURUT PARA AHLI</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">GEORGE JELLINEK</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Negara adalah organisasi kekuasaan dan sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">HEGEL</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">KRANEN BURG</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena adanya kehendak dari suatu golongan atau bangsa</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">KARL MARK</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Negara
adalah alat kelas yang berkuasa (kaum borjuis/kapitalis)untuk menindas
atau mengeksploitasi kelas yang lain (proletariat/buruh)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">SOLTAU</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama rakyat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">DJOKOSOETONO</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada dibawah suatu pemerintahan yang sama</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">SOENARKO</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Suatu
jenis dari suatu organisasi masyarakat yang mengandung tiga kriteria,
yaitu harus ada daerah, warga negara, dan kekuasaan tertentu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">BELLEFROID</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Negara,
suatu masyarakat hukum, suatu persekutuan hukum yang menempati daerah
tertentu dan yang diperlengkapi dengan kekuasaan tertinggi untuk
mengurus kepentingan bersama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">MR. M. NASRUN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Negara
adalah suatu bentuk pergaulan hidup tertentu, yang harus memenuhi tiga
syarat pokok: rakyat tertentu, daerah tertentu, pemerintahan yang
berdaulat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">LOGEMAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Organisasi
kemasyarakatan yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara
masyarakat tertentu dengan kekuasaannya. Organisasi itu adalah
ikatan-ikatan fungsi atau lapangan-lapangan kerja tetap</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">B.TERJADINYA NEGARA</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Terjadinya negara dapat dilihat dari beberapa cara antara lain:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. MENURUT RIWAYAT PERTUMBUHANNYA.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. PERTUMBUHAN PRIMER</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">FASE GENOOTSCHAFT</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Kehidupan
manusia diawali dari sebuah keluarga, kemudian berkembang jadi kelompok
masyarakat hukum tertentu (suku) yang dipimpin oleh kepala suku sebagai
primus interpares (orang pertama di antara yang sederajat)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">FASE KERAJAAN (RIJK)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Kepala
suku sebagai primus interpares kemudian menjadi seorang raja dengan
cakupan wilayah yang lebih luas yang dilengkapi dengan persenjataan dan
membangun angkatan bersenjata sehingga raja jadi berwibawa. Dengan
demikian lambat laun tumbuh kesadaran akan kebangsaan dalam bentuk
negara nasional.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">FASE NEGARA NASIONAL</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Pada
awalnya negara nasional diperintah oleh raja yg absolut dan
tersentralisasi.semua rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan perintah
raja.hanya ada satu identitas kebangsaan. fase demikian dinaamakan fase
nasional.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. PERTUMBUHAN SEKUNDER</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Negara
sebelumnya telah ada, namun karena adanya revolusi, intervensi dan
penaklukan, muncullah negara yang menggantikan negara yang ada tersebut.
Kenyataan terbentuknya negara secara sekunder tidak dapat dimungkiri,
meskipun cara terbentuknya kadang-kadang tidak sah menurut hukum.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">FASE NEGARA DEMOKRASI</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Rakyat
sadar bahwa mereka tak mau terus diperintah oleh raja yang absolut.
Sekaligus berkeinginan untuk ambil bagian dalam mengendalikan
pemerintahan dan memilih pemimpinnya sendiri sebagai perwujudan aspirasi
mereka. Fase ini disebut dengan kedaulatan rakyat yang pada akhirnya
mendorong lahirnya negara demokrasi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">2.TERJADINYA NEGARA</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">PENDEKATAN FAKTUAL</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">OCCOPATIE (PENAKLUKAN</span></b><span lang="IN">)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Suatu
daerah yagg tidak bertuan kemudian diambil alih dan didirikan negara di
wilayah itu. Liberia dijadikan negara oleh budak negro kemudian menjadi
negara mardeka 1847</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">SEPARATISE (PEMISAHAN</span></b><span lang="IN">)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span> </span>Memisahnya
suatu bagian wilayah negara dan terbentuknya negara baru. tapi negara
lama masih ada. India, India, Pakistan, Bangladesh, Belgia dari Belanda,
Tim-Tim dari Indonesia</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">PERJUANGAN (PROKLAMASI</span></b><span lang="IN">)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Negara itu hasil dari rakyat suatu negara, yang dijajah oleh negara lain. Mis, Indonesia</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">FUSI/PELEBURAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Penggabungan dua atau lebih negara menjadi negara baru. Jerman Barat dan Jerman Timur jadi Jerman.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">PEMECAHAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Terbentuknya
negara-negara baru akibat terpecahnya negara lama sehingga negara
sebelumnya menjadi tidak ada lagi. Yugolavia, Uni Soviet.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">ANEXATIE (PENCAPLOKAN)</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Suatu
negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai oleh bangsa lain tanpa
reaksi berarti. Israel mencaplok Palestina, Suriah, Yordania, Mesir.
Irak mencaplok Kuwait 1990</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">CESSIE (PENYERAHAN)</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Pemberian
kemerdekaan kepada suatu koloni oleh negara lain yang umumnya adalah
bekas jajahannya. Kongo dimerdekakan Perancis atau suatu wilayah
diserahkan kepada negara lain berdasarkan perjanjian. Sleeswijk
diserahkan Austria kepada Jerman</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">PENDUDUKAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Pendudukan
terhadap wilayah yang ada penduduknya tetapi tidak berpemerintahan.
Australia di temukan Inggris yang berpenduduk Suku Aborigin</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">ACCESIE (PENARIKAN)</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Pada
mulanya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai atau
timbul dari dasar laut (delta) yang dihuni olek sekelompok orang
kemudian jadi negara. Mesir dari Delta Sei Nil.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">INNOVATION</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">(PEMBENTUKAN BARU)</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Suatu negara baru muncul di atas wilayah suatu negara yang pecah karena suatu hal dan kemudian lenyap.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">-Colombia : pecah jadi negara Venezuela, Columbia Baru, Equador</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">-Yugoslavia : pecah jadi Serbia, Montenegro, Kroasia, Slovenia, Bosnia-herzegovina, Macedonia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">-Uni
Soviet pecah jadi: Rusia, lithuania, Estonia, latvia, Belarusia,
Kazakstan, Ukraina, Azerbaijan, Kirgiztan, Uzbekistan, Armenia, Georgia,
Tajikistan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">3.TERJADINYA NEGARA MENURUT PENDEKATAN TEORITIS</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">TEORI KETUHANAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">·
Menurut teori ini, negara ada karena kehendak Tuhan. Teori ini
didasarkan pada kepercayaan bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak
Tuhan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">· Nampak pada UUD, ”By the Grace of God” (Atas Rahmat Tuhan)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN">TOKOH</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. Agustinus 3. Haller 5. Thomas Aquinas</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. Julius Stahl 4. Kranenburg</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">TEORI PERJANJIAN MASYARAKAT</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">·
Negara terjadi karena adanya perjanjian masyarakat. Semua warga negara
mengikat diri dalam suatu perjanjian bersama untuk mendirikan suatu
organisasi yang bisa melindungi dan menjamin kelansungan hidup bersama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">· Thomas Hobbes menghendaki ”Monarki Absolut”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">·
John Locke : Tahap I Pactum Uniones (Perjanjian yang diadakan untuk
membentuk negara)Tahap II Pactum Subjectiones (perjanjian yang diadakan
dengan penguasa) Yang dikehendaki John Locke adalah “Monarki
Konstitusional.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">·
J.J.Rousseau (disebut sebagai Bapak Kedaulatan Rakyat) menghendaki
bahwa raja hanyalah mandataris rakyat dan karena itu dapat diganti.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">TOKOH</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. Thomas Hobbes.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. John Locke</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3. J.J Rousseau</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">4. Montesquieu</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">TEORI KEKUASAAN</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">· Negara terbentuk atas dasar kekuasaan, dan kekuasaan adalah ciptaan mereka yang paling kuat dan berkuasa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">·
L.Duguit :.Seorang karena kelebihannya atau ke istimewaannya baik
karena fisik, kecerdasan, ekonomi maupun agama dapat memaksakan
kehendaknya kepada orang lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">· Karl Marx: Negara di bentuk untuk mengabdi dan melindungi kepetingan kelas yang berkuasa, yaitu kaum kapitalis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. Horald J.Laski.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. Leon Duguit</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3. Karl Marx</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">4. Oppenheimer.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">5. Kallikles.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">TEORI KEDAULATAN</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">a. Kedaulatan Negara.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">·
Kekuasan tertinggi ada pada negara, bukan pada sekelompok orang yang
menguasai kehidupan negara, dan negaralah yang menciptakan hukum untuk
mengatur kepentingan rakyat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. Vonthering</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. Paul Laband</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3. G.Jelinek</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">b. Kedaulatan hukum</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">· Hukum memegang peranan dalam negara, hukum lebih tinggi dari negara yang berdaulat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. Krabbe</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">TEORI HUKUM ALAM</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">[
Hukum alam bukan buatan negara, melainkan kekuasaan alam yang berlaku
setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal dan tidak berubah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">[ Plato: Terjadinya negara secara evolusi</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">[
Aristoteles: Manusia adalah Zoon Politicon. Dari hakikat manusia
seperti ini, terbentuklah berturut-turut: Keluarga- masayarakat—negara</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">[
Agustinus: Negara terjadi karena adanya keharusan untuk menebus dosa
orang-orang yang ada didalamnya. Negara yang baik mewujudkan cita-cita
agama, yakni keadilan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">[ Thomas Aquinas: Negara merupakan lembaga alamiah yang diperlukan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. Plato</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. Aristoteles.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3. Agustinus</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">4. Thomas Aquinas</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">4. INDIKATOR EMPAT MENGURAIKAN FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">A. FUNGSI NE</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. FUNGSI POKOK</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1.Menjaga
ketertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah berbagai
bentrokan dan perselisihan dalam masyarakat (stabilisator)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2.
Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuan rakyat. Pada masa sekarang,
fungsi ini dianggap sangat penting terutama bagi negara-negara baru dan
sedang berkembang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3. Mengusahakan pertahanan untuk menangkal kemungkinan serangan dari luar</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">4. Menegakan keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan peradilan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2.FUNGSI UMUM</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1.TUGAS ESENSIAL</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">a. FUNGSI INTERNAL</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Memelihara perdamaian, ketertiban, dan ketentraman dalam negara serta melindungi hak milik setiap orang</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">b. FUNGSI EKSTENAL</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Mempertahankan kemerdekaan negara</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2.TUGAS FAKULTATIF</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Meningkatkan
kesejahteraan umum, baik moral, intelektual, sosial , maupun ekonomi.
contoh: menjamin kesejahteraan fakir miskin, kesehatan, dan pendidikan
rakyat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">FUNGSI NEGARA MENURUT AHLI HUKUM</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">JOHN LOCKE</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. FUNGSI LEGISLATIF.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Yakni membuat peraturan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. FUNGSI EKSEKUTIF</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">melaksanakan peraturan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3. FUNSI FEDERATIF</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang serta damai.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">MONTESQUIEU</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. FUNGSI LEGISLATIF</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">membuat undang-undang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. FUNGSI EKSEKUTIF</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">melaksanakan undang-undang</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3. FUNGSI YUDIKATIF.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">GOODNOW</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">POLICY MAKING</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Membuat kebijakan negara pada waktu tertentu untuk seluruh masyarakat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. POLICY EXECUTING</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Melaksanakan kebijakan yang sudah ditentukan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">VAN VOLLEN HOVEN</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. REGELING: Membuat peraturan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. BESTUUR : Menyelenggarakan pemerintahan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3. RECHTSPRAAK: fungsi mengadili.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3. POLITE: fungsi menjamin ketertiban dan keamanan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">MHD.KUSNARDI</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. MENJAMIN KETERTIBAN (Law And Order)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Untuk
mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam
masyarakat, negara harus menjamin terciptanya ketertiban (stabilisator)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2.
MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN DAN KEMAKMURAN RAKYAT. Dewasa ini fungsi ini
sangat penting. Setiap negara berusaha meningkatkan taraf hidup
masyarakatnya secara ekonomis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">B.TUJUAN NEGARA</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">MENURUT PARA AHLI</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">PLATO</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">SOLTAU</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Memungkinkan rakyat mengembangkan dan mengungkapkan daya citanya sebebas mungkin.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">H. J. LASKI</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Menciptakan keadaan yang didalamnya rakyat dapat mencapai keinginan-keinginannya secara maksimal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">THOMAS AQUINAS&AGUSTINUS</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Untuk
mencapai kehidupan dan penghidupan yang aman dan tentram dengan taat
kepada dan di bawah pimpinan Tuhan. Pemimpin negara adalah wakil Tuhan
karena kekuasaan yang dimiliknya berasal dari Tuhan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">SECARA UMUM</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Menciptakan kesejahteraan, ketertiban dan ketentraman semua rakyat yang menjadi bagiannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. MENURUT IDEOLOGI</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Tujuan setiap negara itu berbeda-beda sesuai dengan:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. Ideologi yang dipakai negara yang bersangkutan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. Pandangan masyarakatnya serta pandangan hidup yang melandasinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3. Organisasi negara yang bersangkutan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">4.Tata
nilai sosial budaya, kondisi geografis, sejarah pembentukannya, serta
pengaruh politik dari penguasa negara yang bersangkutan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">5-6. INDIKATOR LIMA DAN ENAM MENYIMPULKAN ALASAN DAN PENTINGNYA PENGAKUAN SUATU NEGARA OLEH NEGARA LAIN.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">PENTINGNYA</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Pertanda negara itu telah diterima dilingkungan pergaulan antar negara</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">ALASANNYA</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1.
Adanya kekhawatiran akan kelansungan hidupnya baik karena ancaman dari
dalam (kudeta) maupun karena intervensi dari negara lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. Suatu negara tidak dapat bertahan hidup tampa bantuan dan kerjasama dengan negara lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3.
Karena alasan politik, negara tersebut dipandang kuat/banyak memainkan
peran penting dalam percaturan regional atau internasional, maka apabila
tidak mengakui akan merasa rugi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">4. Karena alasan ekonomi, yakni negara tsb dipandang strategis dalam perekonomian regional atau internasional</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">UNSUR-UNSUR NEGARA</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Menurut ahli kenegaran Oppenheimer dan Lauterpacht, suatu negara harus memenuhi syarat-syarat sbb:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">1. Adanya rakyat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">2. Daerah atau wilayah (daratan, lautan dan udara)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">3. Pemerintahan yang berdaulat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">Adalah
pemerintah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang dihormati dan
ditaati, baik oleh seluruh rakyat negara itu maupun oleh negara-negara
lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN">4. Pengakuan dari negara lain.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-64868361958023851512013-02-22T22:45:00.000-08:002013-02-22T22:45:21.714-08:00Rumus dasar LogaritmaLogaritma adalah operasi matematika yang merupakan kebalikan dari eksponen atau pemangkatan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><a href="http://rumus-soal.blogspot.com/2010/06/logaritma.html">Rumus dasar logaritma:</a></span><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWAiHbZfFx8YfUfEjuaywh2wE2nmbtNibcJ4S9vIZphqzfbbtdoPSDUhiv5KnIG7INYlRr3WWppyv4JdmaPJiborAnMvkiVh0Yotl6baavAo8DCmwuVZqkRcLUTjW7HhSOofnAm2OABQw6/s1600/Rumus+Dasar+Log.JPG"><img alt="Dasar Logaritma" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485445187735831682" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWAiHbZfFx8YfUfEjuaywh2wE2nmbtNibcJ4S9vIZphqzfbbtdoPSDUhiv5KnIG7INYlRr3WWppyv4JdmaPJiborAnMvkiVh0Yotl6baavAo8DCmwuVZqkRcLUTjW7HhSOofnAm2OABQw6/s400/Rumus+Dasar+Log.JPG" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 48px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 337px;" /></a><br />Mencari nilai logaritma:<br />Cara untuk mencari nilai logaritma antara lain dengan menggunakan:<br /> * Tabel<br /> * Kalkulator (yang sudah dilengkapi fitur log)<br /><span class="fullpost"> <br />Kegunaan logaritma:<br />Logaritma
sering digunakan untuk memecahkan persamaan yang pangkatnya tidak
diketahui. Turunannya mudah dicari dan karena itu logaritma sering
digunakan sebagai solusi dari integral. Dalam persamaan bn = x, b dapat
dicari dengan pengakaran, n dengan logaritma, dan x dengan fungsi
eksponensial.<br /><br /><a href="http://rumus-soal.blogspot.com/2010/06/logaritma.html">Rumus Logaritma:</a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiON3pVs3Mkkjc0u_hyphenhyphenf2BTyCXGo2As2hkLHvAKXeg_OFyTskZrSLNQjnJ8hkODKbjycesVn2VIOjELsZ4uj8kGtU7WRQYaQZJDrZT-qOWE05yxU5BxD0UzkXQqRDeq7CePkBd3Jfm89j9x/s1600/rumus+log.JPG"><img alt="Rumus Logaritma" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485447473265846130" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiON3pVs3Mkkjc0u_hyphenhyphenf2BTyCXGo2As2hkLHvAKXeg_OFyTskZrSLNQjnJ8hkODKbjycesVn2VIOjELsZ4uj8kGtU7WRQYaQZJDrZT-qOWE05yxU5BxD0UzkXQqRDeq7CePkBd3Jfm89j9x/s400/rumus+log.JPG" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 193px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 183px;" /></a><br />Sains dan teknik:<br />Dalam
sains, terdapat banyak besaran yang umumnya diekspresikan dengan
logaritma. Sebabnya, dan contoh-contoh yang lebih lengkap, dapat dilihat
di skala logaritmik.<br /><br /> * Negatif dari logaritma berbasis 10
digunakan dalam kimia untuk mengekspresikan konsentrasi ion hidronium
(pH). Contohnya, konsentrasi ion hidronium pada air adalah 10−7 pada
suhu 25 °C, sehingga pH-nya 7.<br /><br /> * Satuan bel (dengan simbol B)
adalah satuan pengukur perbandingan (rasio), seperti perbandingan nilai
daya dan tegangan. Kebanyakan digunakan dalam bidang telekomunikasi,
elektronik, dan akustik. Salah satu sebab digunakannya logaritma adalah
karena telinga manusia mempersepsikan suara yang terdengar secara
logaritmik. Satuan Bel dinamakan untuk mengenang jasa Alexander Graham
Bell, seorang penemu di bidang telekomunikasi. Satuan desibel (dB), yang
sama dengan 0.1 bel, lebih sering digunakan.<br /><br /> * Skala Richter mengukur intensitas gempa bumi dengan menggunakan skala logaritma berbasis 10.<br /><br />
* Dalam astronomi, magnitudo yang mengukur terangnya bintang
menggunakan skala logaritmik, karena mata manusia mempersepsikan terang
secara logaritmik.<br /><br />Penghitungan yang lebih mudah:<br />Logaritma
memindahkan fokus penghitungan dari bilangan normal ke pangkat-pangkat
(eksponen). Bila basis logaritmanya sama, maka beberapa jenis
penghitungan menjadi lebih mudah menggunakan logaritma:<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3444GqOGUw-DW2Rc4eOv0XQ4LauKrwv9jDF6QTvv3Kzc-97WA15qTvJV1pQdV_V6utqShQ4JFwsibcUgGMyzFknyZPh5nXUrIsou1V06dfXK3H5VJzaLUY7__-mByOKwLAh3LZAtjaUPb/s1600/sifat+log.JPG"><img alt="Sifat Logaritma" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485447480152418466" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3444GqOGUw-DW2Rc4eOv0XQ4LauKrwv9jDF6QTvv3Kzc-97WA15qTvJV1pQdV_V6utqShQ4JFwsibcUgGMyzFknyZPh5nXUrIsou1V06dfXK3H5VJzaLUY7__-mByOKwLAh3LZAtjaUPb/s400/sifat+log.JPG" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 110px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />Sifat-sifat
diatas membuat penghitungan dengan eksponen menjadi lebih mudah, dan
penggunaan logaritma sangat penting, terutama sebelum tersedianya
kalkulator sebagai hasil perkembangan teknologi modern.<br /><br />Untuk
mengkali dua angka, yang diperlukan adalah melihat logaritma
masing-masing angka dalam tabel, menjumlahkannya, dan melihat antilog
jumlah tersebut dalam tabel. Untuk mengitung pangkat atau akar dari
sebuah bilangan, logaritma bilangan tersebut dapat dilihat di tabel,
lalu hanya mengkali atau membagi dengan radix pangkat atau akar tersebut</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-72546393746442311412012-09-14T17:07:00.000-07:002012-09-14T17:07:49.513-07:003 Sekawan<!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--><br />
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 256.5pt;">Dalam suatu kampung<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ada 3 anak cowo yang bersahabat bernama Tri, Didi, dan Dadang. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Mereka menyukai petualangan bersepeda</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 256.5pt;">Suatu ketika 3 sekawan itu pun berpetualang menukusuri tempat yang bias di bilang asik untuk bersepeda. Tak jauh dari tempat itu mereka pun harus menyebrangi jembatan yang angat kecil terbuat dari kayu yang di sisi kanan nya terdapat sebuah rumah dan di sisi kiri bawah sungai kecil. Disitu yang pertama melewati jembatan tersebut adalah Dadang, dia pun dengan gampang nya melewati jembatan. Dan yang kedua melewati jembatan adalah Tri, disitu dia merasa kesulitan untuk menggoes sepedah nya karena tempat nya yang sangat sempit, dan di belakang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tri ada Didi karena Didi merasa kelamaan menunggu tak segan segan dengan niat becanda Didi pun mendorong ban belakang Tri dengan ban depan sepedanya. Alhasil Tri pun jatuh ke sisi kiri (sungai) tetapi untung nya Tri tidak marah pada Didi dan tidak kenapa napa melainkan dia tertawa tawa, dan mereka pun tertawa tawa sambil membantu Tri dan sepeda nya naik dari sungai.</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 256.5pt;">Waktu pun sudah beranjak sore mereka pun berencana untuk pulang, tapi mereka bukan pulang kerumah masing masing melainkan pergi ke rumah Tri untuk makan sore (aneh kan). Sesampai nya di rumah Tri mereka pun makan sore, dan setelah itu Didi dan Dadang pun pergi pulang ke rumah masing masing.</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 256.5pt;">Minggu pagi Tri, Dadang, dan Didi pun berkumpul seperti biasa pasti dengan sepedah nya karena mereka akan berpetualang ke daerh pegunungan (rumah mereka dekat dengan pegunungan), mereka bertiga pun berangkat dengan menggoes sepedah. Ditengah perjalanan mereka beristirahat di lapangan dan ada warung juga disitu, mereka bertiga pun membeli makanan dan minuman, 3 sekawan itu pun beristirahat cukup lama disitu setelah beristirahat mereka bertiga pun menaiki sepedah nya untuk beratraksi kecil dilapangan yang berada dekat warunng tadi.</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 256.5pt;">Mereka pun melanjutkan perjalanan ke pegunungan dengan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>semangat yang tinggi untuk mencapai ke gunung tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 256.5pt;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="tab-stops: 256.5pt; text-align: right;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="tab-stops: 256.5pt; text-align: right;"><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-59764344443422154082012-09-14T16:44:00.000-07:002012-09-14T16:44:02.187-07:00Menelusuri Jejak Peradaban Atlanti<div class="aboveUnitContent"><div class="userContentWrapper"><div class="_wk"><span class="userContent"><div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_5053bf87750619223090286">Atlantis, Atalantis, atau Atlantika (bahasa Yunani: Ἀτλαντὶς νῆσος, “pulau Atlas”) adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut olehPlato dalam buku Timaeus dan Critias.<br />
<br />
Dalam catatannya<div class="text_exposed_show">, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar “di seberang pilar-pilar Herkules”, dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra “hanya dalam waktu satu hari satu malam”.<br />
<br />
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM.<br />
<br />
Perang Troya<br />
Masyarakat sering membicarakan keberadaan Atlantis selama Era Klasik, namun umumnya tidak mempercayainya dan terkadang menjadikannya bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali. Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya penulis zaman Renaissance, seperti “New Atlantis” karya Francis Bacon. Atlantis juga mempengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan film. Namanya telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju (dan hilang).<br />
<br />
Catatan Plato<br />
Dua dialog Plato, Timaeus dan Critias, yang ditulis pada tahun 360 SM, berisi referensi pertama Atlantis. Plato tidak pernah menyelesaikan Critias karena alasan yang tidak diketahui; namun, ahli yang bernamaBenjamin Jowett, dan beberapa ahli lain, berpendapat bahwa Plato awalnya merencanakan untuk membuat catatan ketiga yang berjudul Hermocrates. John V. Luce mengasumsikan bahwa Plato — setelah mendeskripsikan asal usul dunia dan manusia dalam Timaeus, dan juga komunitas sempurna Athena kuno dan keberhasilannya dalam mempertahankan diri dari serangan Atlantis dalam Critias — akan membahas strategi peradaban Helenik selama konflik mereka dengan bangsa barbar sebagai subyek diskusi dalam Hermocrates.<br />
Empat tokoh yang muncul dalam kedua catatan tersebut adalah politikus Critias dan Hermocrates dan juga filsuf Socrates dan Timaeus, meskipun hanya Critias yang berbicara mengenai Atlantis. Walaupun semua tokoh tersebut merupakan tokoh bersejarah (hanya tiga tokoh pertama yang dibawa), catatan tersebut mungkin merupakan karya fiksi Plato. Dalam karya tertulisnya, Plato menggunakan dialog Socrates untuk mendiskusikan posisi yang saling berlawanan dalam hubungan prakiraan.<br />
<br />
Berkas Timaeus and Critias<br />
Terjemahan Latin Timaeus, dibuat pada abad pertengahan.<br />
<br />
Timaeus<br />
<br />
Timaeus dimulai dengan pembukaan, diikuti dengan catatan pembuatan dan struktur alam semesta dan peradaban kuno. Dalam bagian pembukaan, Socrates merenungkan mengenai komunitas yang sempurna, yang dideskripsikan dalam Republic karya Plato, dan berpikir apakah ia dan tamunya dapat mengingat sebuah cerita yang mencontohkan peradaban seperti itu.<br />
<br />
Pada buku Timaeus, Plato berkisah:<br />
“ Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam ”<br />
<br />
Critias<br />
<br />
Critias menyebut kisah yang diduga sejarah yang akan memberikan contoh sempurna, dan diikuti dengan deskripsi Atlantis. Dalam catatannya, Athena kuno mewakili “komunitas sempurna” dan Atlantis adalah musuhnya, mewakili ciri sempurna sangat antitesis yang dideskripsikan dalam Republic.<br />
<br />
Critias mengklaim bahwa catatannya mengenai Athena kuno dan Atlantis berhaluan dari kunjungan ke Mesir oleh penyair Athena, Solon pada abad ke-6 SM. Di Mesir, Solon bertemu pendeta dari Sais, yang menerjemahkan sejarah Athena kuno dan Atlantis, dicatat pada papiri di heroglif Mesir, menjadi bahasa Yunani. Menurut Plutarch, Solon bertemu dengan “Psenophis Heliopolis, dan Sonchis Saite, yang paling dipelajari dari semua pendeta” (Kehidupan Solon).<br />
Karena jarak 500 tahun lebih antara Plutarch dan peristiwa yang bersifat sebagai alasan atau dalih, dan karena informasi ini tidak ada pada Timaeus dan Critias, identifikasi ini dipertanyakan.<br />
<br />
Menurut Critias, dewa Helenik membagi wilayah sehingga tiap dewa dapat memiliki; Poseidon mewarisi wilayah pulau Atlantis. Pulau ini lebih besar daripada Libya kuno dan Asia Kecil yang disatukan, tetapi akan tenggelam karena gempa bumi dan menjadi sejumlah lumpur yang tak dapat dilewati, menghalangi perjalanan menyebrang samudra. Bangsa Mesir mendeskripsikan Atlantis sebagai pulau yang terletak kira-kira 700 kilometer, kebanyakan terdiri dari pegunungan di wilayah utara dan sepanjang pantai, dan melinkungi padang rumput berbentuk bujur di selatan “terbentang dalam satu arah tiga ribu stadia (sekitar 600 km), tetapi di tengah sekitar dua ribu stadia (400 km).<br />
Wanita asli Atlantis bernama Cleito (putri dari Evenor dan Leucippe) tinggal disini. Poseidon jatuh cinta padanya, lalu memperistri gadis muda itu dan melahirkan lima pasang anak laki-laki kembar. Poseidon membagi pulau menjadi 10 wilayah yang masing-masing diserahkan pada 10 anak. Anak tertua, Atlas, menjadi raja atas pulau itu dan samudra disekitarnya (disebut Samudra Atlantik untuk menghormati Atlas). Nama “Atlantis” juga berasal dari namanya, yang berari “Pulau Atlas”.<br />
Poseidon mengukir gunung tempat kekasihnya tinggal menjadi istana dan menutupnya dengan tiga parit bundar yang lebarnya meningkat, bervariasi dari satu sampai tiga stadia dan terpisah oleh cincin tanah yang besarnya sebanding. Bangsa Atlantis lalu membangun jembatan ke arah utara dari pegunungan, membuat rute menuju sisa pulau. Mereka menggali kanal besar ke laut, dan di samping jembatan, dibuat gua menuju cincin batu sehingga kapal dapat lewat dan masuk ke kota di sekitar pegunungan; mereka membuat dermaga dari tembok batu parit.<br />
Setiap jalan masuk ke kota dijaga oleh gerbang dan menara, dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok didirikan dari bebatuan merah, putih dan hitam yang berasal dari parit, dan dilapisi oleh kuningan, timah dan orichalcum (perunggu atau kuningan).<br />
<br />
Menurut Critias, 9.000 tahun sebelum kelahirannya, perang terjadi antara bangsa yang berada di luar Pilar-pilar Herkules (umumnya diduga Selat Gibraltar), dengan bangsa yang tinggal di dalam Pilar. Bangsa Atlantis menaklukan Libya sampai sejauh Mesir dan benua Eropa sampai sejauh Tirenia, dan menjadikan penduduknya budak. Orang Athena memimpin aliansi melawan kekaisaran Atlantis, dan sewaktu aliansi dihancurkan, Athena melawan kekaisaran Atlantis sendiri, membebaskan wilayah yang diduduki. Namun, nantinya, muncul gempa bumi dan banjir besar di Atlantis, dan hanya dalam satu hari satu malam, pulau Atlantis tenggelam dan menghilang.</div></div></span></div></div></div><div class="photoUnit clearfix"><div class="uiScaledThumb photo photoWidth1" data-cropped="1"><a href="https://www.facebook.com/photo.php?fbid=459883190729116&set=a.360815407302562.99416.359345110782925&type=1&relevant_count=1" rel="theater"><div class="uiScaledImageContainer photoWrap" style="height: 384px;"><img alt="Foto: Menelusuri Jejak Peradaban Atlantis
Bachtiar | Atlantis, Atalantis, atau Atlantika (bahasa Yunani: Ἀτλαντὶς νῆσος, “pulau Atlas”) adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut olehPlato dalam buku Timaeus dan Critias.
Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar “di seberang pilar-pilar Herkules”, dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra “hanya dalam waktu satu hari satu malam”.
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM.
Perang Troya
Masyarakat sering membicarakan keberadaan Atlantis selama Era Klasik, namun umumnya tidak mempercayainya dan terkadang menjadikannya bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali. Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya penulis zaman Renaissance, seperti “New Atlantis” karya Francis Bacon. Atlantis juga mempengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan film. Namanya telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju (dan hilang).
Catatan Plato
Dua dialog Plato, Timaeus dan Critias, yang ditulis pada tahun 360 SM, berisi referensi pertama Atlantis. Plato tidak pernah menyelesaikan Critias karena alasan yang tidak diketahui; namun, ahli yang bernamaBenjamin Jowett, dan beberapa ahli lain, berpendapat bahwa Plato awalnya merencanakan untuk membuat catatan ketiga yang berjudul Hermocrates. John V. Luce mengasumsikan bahwa Plato — setelah mendeskripsikan asal usul dunia dan manusia dalam Timaeus, dan juga komunitas sempurna Athena kuno dan keberhasilannya dalam mempertahankan diri dari serangan Atlantis dalam Critias — akan membahas strategi peradaban Helenik selama konflik mereka dengan bangsa barbar sebagai subyek diskusi dalam Hermocrates.
Empat tokoh yang muncul dalam kedua catatan tersebut adalah politikus Critias dan Hermocrates dan juga filsuf Socrates dan Timaeus, meskipun hanya Critias yang berbicara mengenai Atlantis. Walaupun semua tokoh tersebut merupakan tokoh bersejarah (hanya tiga tokoh pertama yang dibawa), catatan tersebut mungkin merupakan karya fiksi Plato. Dalam karya tertulisnya, Plato menggunakan dialog Socrates untuk mendiskusikan posisi yang saling berlawanan dalam hubungan prakiraan.
Berkas Timaeus and Critias
Terjemahan Latin Timaeus, dibuat pada abad pertengahan.
Timaeus
Timaeus dimulai dengan pembukaan, diikuti dengan catatan pembuatan dan struktur alam semesta dan peradaban kuno. Dalam bagian pembukaan, Socrates merenungkan mengenai komunitas yang sempurna, yang dideskripsikan dalam Republic karya Plato, dan berpikir apakah ia dan tamunya dapat mengingat sebuah cerita yang mencontohkan peradaban seperti itu.
Pada buku Timaeus, Plato berkisah:
“ Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam ”
Critias
Critias menyebut kisah yang diduga sejarah yang akan memberikan contoh sempurna, dan diikuti dengan deskripsi Atlantis. Dalam catatannya, Athena kuno mewakili “komunitas sempurna” dan Atlantis adalah musuhnya, mewakili ciri sempurna sangat antitesis yang dideskripsikan dalam Republic.
Critias mengklaim bahwa catatannya mengenai Athena kuno dan Atlantis berhaluan dari kunjungan ke Mesir oleh penyair Athena, Solon pada abad ke-6 SM. Di Mesir, Solon bertemu pendeta dari Sais, yang menerjemahkan sejarah Athena kuno dan Atlantis, dicatat pada papiri di heroglif Mesir, menjadi bahasa Yunani. Menurut Plutarch, Solon bertemu dengan “Psenophis Heliopolis, dan Sonchis Saite, yang paling dipelajari dari semua pendeta” (Kehidupan Solon).
Karena jarak 500 tahun lebih antara Plutarch dan peristiwa yang bersifat sebagai alasan atau dalih, dan karena informasi ini tidak ada pada Timaeus dan Critias, identifikasi ini dipertanyakan.
Menurut Critias, dewa Helenik membagi wilayah sehingga tiap dewa dapat memiliki; Poseidon mewarisi wilayah pulau Atlantis. Pulau ini lebih besar daripada Libya kuno dan Asia Kecil yang disatukan, tetapi akan tenggelam karena gempa bumi dan menjadi sejumlah lumpur yang tak dapat dilewati, menghalangi perjalanan menyebrang samudra. Bangsa Mesir mendeskripsikan Atlantis sebagai pulau yang terletak kira-kira 700 kilometer, kebanyakan terdiri dari pegunungan di wilayah utara dan sepanjang pantai, dan melinkungi padang rumput berbentuk bujur di selatan “terbentang dalam satu arah tiga ribu stadia (sekitar 600 km), tetapi di tengah sekitar dua ribu stadia (400 km).
Wanita asli Atlantis bernama Cleito (putri dari Evenor dan Leucippe) tinggal disini. Poseidon jatuh cinta padanya, lalu memperistri gadis muda itu dan melahirkan lima pasang anak laki-laki kembar. Poseidon membagi pulau menjadi 10 wilayah yang masing-masing diserahkan pada 10 anak. Anak tertua, Atlas, menjadi raja atas pulau itu dan samudra disekitarnya (disebut Samudra Atlantik untuk menghormati Atlas). Nama “Atlantis” juga berasal dari namanya, yang berari “Pulau Atlas”.
Poseidon mengukir gunung tempat kekasihnya tinggal menjadi istana dan menutupnya dengan tiga parit bundar yang lebarnya meningkat, bervariasi dari satu sampai tiga stadia dan terpisah oleh cincin tanah yang besarnya sebanding. Bangsa Atlantis lalu membangun jembatan ke arah utara dari pegunungan, membuat rute menuju sisa pulau. Mereka menggali kanal besar ke laut, dan di samping jembatan, dibuat gua menuju cincin batu sehingga kapal dapat lewat dan masuk ke kota di sekitar pegunungan; mereka membuat dermaga dari tembok batu parit.
Setiap jalan masuk ke kota dijaga oleh gerbang dan menara, dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok didirikan dari bebatuan merah, putih dan hitam yang berasal dari parit, dan dilapisi oleh kuningan, timah dan orichalcum (perunggu atau kuningan).
Menurut Critias, 9.000 tahun sebelum kelahirannya, perang terjadi antara bangsa yang berada di luar Pilar-pilar Herkules (umumnya diduga Selat Gibraltar), dengan bangsa yang tinggal di dalam Pilar. Bangsa Atlantis menaklukan Libya sampai sejauh Mesir dan benua Eropa sampai sejauh Tirenia, dan menjadikan penduduknya budak. Orang Athena memimpin aliansi melawan kekaisaran Atlantis, dan sewaktu aliansi dihancurkan, Athena melawan kekaisaran Atlantis sendiri, membebaskan wilayah yang diduduki. Namun, nantinya, muncul gempa bumi dan banjir besar di Atlantis, dan hanya dalam satu hari satu malam, pulau Atlantis tenggelam dan menghilang." class="img" height="384" src="https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/c59.0.403.403/p403x403/523334_459883190729116_1930954423_n.jpg" width="403" /></div></a></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7874166165112703456.post-62692579063609509792012-09-14T04:23:00.000-07:002012-09-14T04:23:52.125-07:00Sejarah Penemuan Jam Tangan<span class="translationEligibleUserMessage"><span class="userContent"></span></span><br />
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_50530eb9684925911582342">Pernahkah terbayang oleh sobat bagaimana orang-orang zaman dahulu mengetahui waktu? Penunjuk waktu/jam mengalami perkembangan dari masa ke masa, dari awal ditemukan hingga kini. Tahukah kamu? Kata jam te<div class="text_exposed_show">lah digunakan pada abad ke-14 sekitar 700 tahun yang lalu, yang berasal dari bahasa latin yaitu 'clocca'.<br />
<br />
Menurut catatan sejarah, sundial atau jam matahari merupakan jam tertua dalam peradaban manusia. Jam ini dibuat oleh seorang ahli Astronomi muslim bernama Ibnu al-Shatir sekitar 3.500 tahun sebelum Masehi. Jam ini menunjukan waktu berdasarkan letak matahari, dengan cara memanfaatkan bayangan yang menimpa permukaan datar. Ibnu al-Shatir membagi waktu dalam sehari dengan 12 jam, pada musim dingin waktu pendek, sedangkan pada musim panas waktu lebih panjang.<br />
<br />
Sekitar 5.000-6.000 tahun yang lalu, orang Mesir mengukur waktu dan membuat kalender dengan menggunakan obelisk. Pada tahun 1400 SM orang Mesir juga menggunakan jam air yang diberi nama Clepsydra. Jam air paling canggih pertama kali ditemukan di zaman kejayaan Islam yang dibuat oleh Al-Jaziri pada tahun 1136-1206 yang berbentuk gajah dan bisa menghasilkan suara ditiap jam. Jam astronomi terbesar yang dibuat Al-Jazari disebut Castle Clock, yang dianggap menjadi analog komputer terprogram pertama.<br />
<br />
Di dunia Islam, Al-Jazari memang bukan satu-satunya ilmuwan yang menciptakan jam. Banyak ilmuan lain yang juga tercatat telah menemukan beberapa jenis jam. Namun, penemuan jam air yang paling terkenal adalah yang dilakukan oleh Al-Jazari. Sedangkan jam pasir muncul sekitar 1400 Sebelum Masehi, berdasarkan peninggalan yang ditemukan di kuburan Amenhoterp I, berupa bejana kecil berisi air yang memiliki lubang di bagian bawahnya yang berfungsi meneteskan air.<br />
<br />
Untuk jam dengan alat penggerak mekanik, tidak pernah diketahui asal mula ditemukannya. Namun, peralatan itu diduga pertama kali ditemukan dan digunakan di biara-biara sebagai alat panggil para biarawan atau biarawati untuk berdoa agar dapat dibunyikan tepat pada waktunya.<br />
<br />
Masyarakat Eropa baru mengenal jam yang dikendalikan pemberat pada tahun 1300. Lonceng yang berdentang setiap jam, pertama kali ditampilkan oleh lonceng kota Milan tahun 1335 dan lonceng di Katedral Salisbury, London pada tahun 1386. Sedangkan jam yang dikendalikan pegas baru dikuasai peradaban Barat tahun 1430. Masyarakat Inggris mulai membuat arloji pada tahun 1580. Dan sekitar tahun 1525 Peter Henlein, tukang kunci dari Nurnberg, Jerman memperkenalkan jam rumahan dengan diameter10-12,5 cm dan ketebalan7,5 cm.<br />
<br />
Akhir abad ke-16, lonceng mulai dibuat tegak dan di awal abad ke-17 mesinnya mulai diberi pembungkus dari kuningan, diperkaya dengan penutup kaca dan jarum penunjuk menit. Tidak hanya itu, mulai tahun 1656 diperkenalkan pula lonceng dengan pemberat dan pendulum bertali pendek yang dibungkus dalam kotak kayu dan bisa digantung didinding.<br />
<br />
Pada tahun 1929 mulai diterapkan kristal quartz pada alat pengukur waktu/jam. Jam digital/elektrik pertama kali dibuat oleh perusahaan The Hamilton Watch Co of Lancaster, Pennsylvania sekitar tahun 1950. Setelah itu, mulailah bermunculan beberapa merk dan model jam tangan hingga saat ini.<br />
<br />
nsv</div></div><br />
<div class="mts translate_story_link"><span class="fsm"><a data-hover="tooltip" href="http://www.facebook.com/DuniaPenuhPengetahuan#" rel="async-post" title="Translation by Bing"><span class="default_message">See Translation</span></a></span></div><div class="photoUnit clearfix"><div class="uiScaledThumb photo photoWidth1" data-cropped="1"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=452668634777608&set=a.257514160959724.67726.254432374601236&type=1&relevant_count=1" rel="theater"><div class="uiScaledImageContainer photoWrap" style="height: 297px;"><img alt="Photo: *******
Sejarah Penemuan Jam Tangan
Pernahkah terbayang oleh sobat bagaimana orang-orang zaman dahulu mengetahui waktu? Penunjuk waktu/jam mengalami perkembangan dari masa ke masa, dari awal ditemukan hingga kini. Tahukah kamu? Kata jam telah digunakan pada abad ke-14 sekitar 700 tahun yang lalu, yang berasal dari bahasa latin yaitu 'clocca'.
Menurut catatan sejarah, sundial atau jam matahari merupakan jam tertua dalam peradaban manusia. Jam ini dibuat oleh seorang ahli Astronomi muslim bernama Ibnu al-Shatir sekitar 3.500 tahun sebelum Masehi. Jam ini menunjukan waktu berdasarkan letak matahari, dengan cara memanfaatkan bayangan yang menimpa permukaan datar. Ibnu al-Shatir membagi waktu dalam sehari dengan 12 jam, pada musim dingin waktu pendek, sedangkan pada musim panas waktu lebih panjang.
Sekitar 5.000-6.000 tahun yang lalu, orang Mesir mengukur waktu dan membuat kalender dengan menggunakan obelisk. Pada tahun 1400 SM orang Mesir juga menggunakan jam air yang diberi nama Clepsydra. Jam air paling canggih pertama kali ditemukan di zaman kejayaan Islam yang dibuat oleh Al-Jaziri pada tahun 1136-1206 yang berbentuk gajah dan bisa menghasilkan suara ditiap jam. Jam astronomi terbesar yang dibuat Al-Jazari disebut Castle Clock, yang dianggap menjadi analog komputer terprogram pertama.
Di dunia Islam, Al-Jazari memang bukan satu-satunya ilmuwan yang menciptakan jam. Banyak ilmuan lain yang juga tercatat telah menemukan beberapa jenis jam. Namun, penemuan jam air yang paling terkenal adalah yang dilakukan oleh Al-Jazari. Sedangkan jam pasir muncul sekitar 1400 Sebelum Masehi, berdasarkan peninggalan yang ditemukan di kuburan Amenhoterp I, berupa bejana kecil berisi air yang memiliki lubang di bagian bawahnya yang berfungsi meneteskan air.
Untuk jam dengan alat penggerak mekanik, tidak pernah diketahui asal mula ditemukannya. Namun, peralatan itu diduga pertama kali ditemukan dan digunakan di biara-biara sebagai alat panggil para biarawan atau biarawati untuk berdoa agar dapat dibunyikan tepat pada waktunya.
Masyarakat Eropa baru mengenal jam yang dikendalikan pemberat pada tahun 1300. Lonceng yang berdentang setiap jam, pertama kali ditampilkan oleh lonceng kota Milan tahun 1335 dan lonceng di Katedral Salisbury, London pada tahun 1386. Sedangkan jam yang dikendalikan pegas baru dikuasai peradaban Barat tahun 1430. Masyarakat Inggris mulai membuat arloji pada tahun 1580. Dan sekitar tahun 1525 Peter Henlein, tukang kunci dari Nurnberg, Jerman memperkenalkan jam rumahan dengan diameter10-12,5 cm dan ketebalan7,5 cm.
Akhir abad ke-16, lonceng mulai dibuat tegak dan di awal abad ke-17 mesinnya mulai diberi pembungkus dari kuningan, diperkaya dengan penutup kaca dan jarum penunjuk menit. Tidak hanya itu, mulai tahun 1656 diperkenalkan pula lonceng dengan pemberat dan pendulum bertali pendek yang dibungkus dalam kotak kayu dan bisa digantung didinding.
Pada tahun 1929 mulai diterapkan kristal quartz pada alat pengukur waktu/jam. Jam digital/elektrik pertama kali dibuat oleh perusahaan The Hamilton Watch Co of Lancaster, Pennsylvania sekitar tahun 1950. Setelah itu, mulailah bermunculan beberapa merk dan model jam tangan hingga saat ini.
nsv" class="img" height="297" src="http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/c0.0.300.300/p403x403/603230_452668634777608_2106191888_n.jpg" width="403" /></div></a></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03078715364687670763noreply@blogger.com0